Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Di atas Aspal Panas Para Demonstran Anti-Pemerintah Palestina Kian Menjamur

        Di atas Aspal Panas Para Demonstran Anti-Pemerintah Palestina Kian Menjamur Kredit Foto: Instagram/Middle East Eye
        Warta Ekonomi, Ramallah, Tepi Barat -

        Pemerintah Palestina mengerahkan pasukan untuk mengamankan unjuk rasa yang memprotes kematian kritikus Presiden Mahmoud Abbas yang paling vokal, Nizar Banat, di dalam tahanan. Demonstrasi digelar di jalan-jalan Ramallah, Tepi Barat.

        Otoritas Palestina menahan Banat di dalam rumah kerabatnya pada Kamis (24/5/2021) pagi lalu. Menurut keluarganya, polisi memukuli Banat dengan tongkat besi sebelum menangkapnya.

        Baca Juga: Amnesty International Ungkap Polisi Israel yang Tindas Warga Palestina

        Kematian Banat memicu unjuk rasa selama tiga hari di wilayah pendudukan Tepi Barat. Demonstran menuntut masyarakat internasional melakukan penyelidikan independen atas kematiannya.

        Dalam sebuah video, terlihat pasukan keamanan Palestina berbaris di jalan-jalan dan menghalangi pengunjuk rasa dengan memukul mereka dengan tinju dan tongkat. Saksi mata mengatakan, para petugas yang sebagian memakai perlengkapan antihuru-hara dan sebagian berpakaian preman melepaskan tembakan gas air mata dan menyerang jurnalis.

        Belum ada angka resmi berapa banyak orang yang ditahan atau terluka. Juru bicara badan keamanan Pemerintah Palestina Talal Dweikat mengatakan, komite menyelidiki kematian Banat dan mulai bekerja.

        Dia meminta masyarakat untuk sabar menunggu hasil penyelidikan. Dweikat tidak memberikan komentar tentang kekerasan terhadap pengunjuk rasa. Serikat jurnalis Palestina mengecam serangan terhadap para wartawan yang meliput demonstrasi.

        "Serangan pasukan keamanan terhadap jurnalis baru terjadi dalam perkembangan serius serangan kebebasan berekspresi dan media," kata serikat jurnalis Palestina dalam pernyataannya.

        Banat yang berusia 43 tahun adalah aktivis sosial yang menuduh pemerintahan Abbas melakukan korupsi, termasuk dalam pertukaran vaksin Covid-19 dengan Israel bulan ini dan ditundanya pemilihan pertama dalam 15 tahun, pada Mei lalu. Dalam pemilu tersebut Banat mendaftar untuk maju dalam pemilihan anggota parlemen.

        Masyarakat yang turun ke jalan membawa bendera Palestina dan foto Banat. Mereka menuntut Pemerintah Abbas yang sudah berkuasa selama 16 tahun untuk mundur.

        "Kami ingin reformasi politik yang benar-benar mencerminkan kepentingan rakyat," kata salah satu pengunjuk rasa Esmat Mansour.

        Organisasi hak asasi manusia mengatakan, Abbas kerap menahan kritikusnya. Seorang anggota Human Rights Watch mengatakan, penangkapan Banat 'bukan anomali'.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: