Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Manfaat UCO Sawit: Dari Biodiesel Hingga Pembersih Lantai

        Manfaat UCO Sawit: Dari Biodiesel Hingga Pembersih Lantai Kredit Foto: Unsplash
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Minyak jelantah (used cooking oil/UCO) tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk biodiesel saja, melainkan juga bisa untuk bahan bakar lampu minyak, aroma terapi, pupuk tanaman, pakan unggas, sabun cuci tangan dan cuci piring, serta cairan pembersih lantai.

        Diungkapkan, peneliti dari Surfactant and Bioenergy Research Centre (SBRC), Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Erliza Hambali menjelaskan, dari pasokan 1,6 juta kiloliter minyak jelantah, mencukupi 32 persen produksi biodiesel Indonesia. “Keunggulan lain adalah hemat biaya produksi 35 persen dibanding biodiesel dari CPO biasa dan mengurangi 91,7 persen emisi CO2 dibandingkan solar biasa,” katanya seperti dilansir dari InfoSAWIT. 

        Baca Juga: Bangkit dari Pandemi, Masyarakat Daerah Ini Manfaatkan Lidi Sawit Perbaiki Ekonomi

        Sementara itu, Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrahman mengatakan, salah satu produk hilir dari kelapa sawit yakni minyak goreng, menjadi salah satu penentu di pasar domestik yang paling konsisten serta dapat diandalkan, yang selama ini turut menjaga harga crude palm oil (CPO) di dunia. Namun dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi domestik untuk minyak goreng cukup stagnan, berada di kisaran angka 9 juta ton per tahun.

        Berdasarkan survai pasar yang dilakukan oleh Inter CAFE-IPB pada tahun 2020 terkait penggunaan sawit untuk makanan dan oleochemical dilaporkan bahwa pemakaian minyak sawit berupa margarin, speciality fats, minyak goreng sawit (curah dan packaging) berada di level 24 kg/kapita/tahun (range-nya dari 19 kg/kapita/tahun sampai dengan 27 kg/kapita/tahun).

        Animo masyarakat untuk memakai minyak goreng kemasan mulai berkembang, dengan basis pemikiran healthy. “Masih banyak ditemukan di pasar minyak goreng hasil re-proses minyak jelantah, yang diprediksi jumlahnya pada kisaran 16 – 22 persen, dan ada kecenderungan menurun, yang kemungkinan karena adanya minat negara lain untuk memanfaatkan minyak jelantah/used cooking oil sebagai bahan baku biodiesel,” ujar Eddy. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: