Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dua Pertiga Karyawan Enggan Perbarui Perangkat Kerja, Ini Bahayanya

        Dua Pertiga Karyawan Enggan Perbarui Perangkat Kerja, Ini Bahayanya Kredit Foto: Unsplash/Austin Distel
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan keamanan siber Kaspersky mengatakan, setidaknya sebanyak 23% karyawan mengaku pernah berselisih dengan staf TI tentang pentingnya memperbarui perangkat kerja mereka. Namun, cukup mengejutkan juga bahwa tim TI cenderung menyetujui dan membiarkan dua pertiga (64%) karyawan melewatkan instalasi pembaruan pada perangkat lunak atau OS mereka.

        Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kaspersky untuk mengeksplorasi sikap dan kebiasaan para pekerja terhadap pembaruan perangkat. Elena Molchanova, Head of Business Development, Kaspersky Security Awareness Trainings dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/6/2021), menekankan pentingnya memperbarui perangkat secara teratur.

        Baca Juga: Kabel Bawah Laut Tersambung, Layanan Internet Telkom di Jayapura Kembali Normal

        “Kami sangat menyuarakan dan menyarankan para karyawan untuk tetap memperbarui perangkat mereka secara teratur–ini tidak hanya akan membuat mereka terlindungi, tetapi setiap pembaruan pada dasarnya hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Waktu henti yang singkat ini dapat digunakan untuk menyegarkan tubuh dan pikiran seperti rehat sejenak, tanpa membahayakan proses bisnis," jelas Elena.

        Pembaruan tidak hanya menghadirkan fungsionalitas baru dan memperbaiki bug, tetapi juga mengatasi kerentanan keamanan. Sesaat setelah pembaruan keamanan tersedia, para pelaku kejahatan siber di belakang mengetahui tentang masalah ini. Itulah mengapa manajemen patch sangat penting untuk keamanan perusahaan.

        Namun, beberapa anggota staf enggan memperbarui perangkat kerja mereka sehingga berarti terdapat komputer, laptop, dan ponsel cerdas yang rentan dalam sebuah jaringan perusahaan.

        Paling mengkhawatirkan adalah ketidaksepakatan ini membawa hasil yang justru diinginkan oleh para karyawan. Responden yang berselisih dengan tim TI diberikan sebanyak dua pertanyaan–apakah mereka diizinkan untuk melewati pembaruan (64% mengatakan "ya") atau apakah mereka diizinkan untuk memilih apa saja yang diperbarui (64% yang sama juga memilih opsi ini).

        Para karyawan dapat meminta opsi ini karena mereka takut waktu yang dihabiskan untuk memperbarui dapat memengaruhi produktivitas kerja. Lebih dari separuh responden mengaku pekerjaannya terganggu karena pembaruan: 43% beristirahat sejenak dari apa yang mereka lakukan dan 8% hanya menunggu dengan sabar di meja mereka. Kesulitan tidak berakhir pada tahap instalasi karena 36% karyawan setuju bahwa mempelajari perangkat lunak versi baru adalah pemborosan waktu yang seharusnya dapat dihabiskan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

        Secara keseluruhan, 44% responden menyatakan bahwa mereka lebih tidak peduli untuk memperbarui perangkat kerja mereka dibandingkan perangkat pribadi, menunjukkan bahwa menjaga perangkat kerja tetap up to date tidak begitu menjadi pertimbangan signifikan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: