Inggris Mau Hidup Bersama Covid-19, Sementara Negara yang Lain Menyaksikan
Dalam beberapa minggu terakhir, sebagian besar negara maju telah mengamati Inggris untuk tanda-tanda apa yang akan terjadi selanjutnya dalam pandemi.
Negara yang gencar lakukan vaksinasi sedang berjuang melawan peningkatan tajam dalam kasus COVID-19 di kalangan anak muda dan yang tidak divaksinasi. Hampir seluruhnya didorong oleh varian Delta yang sangat mudah menular.
Baca Juga: Demi Kebebasan, Boris Johnson Ajak Warga Inggris Wajib Belajar Hidup Bersama Covid-19
Varian Delta mengancam Inggris dan bisa saja menggagalkan peta jalan (roadmap) pembukaan kembali pemerintah, sehingga dapat menjerumuskan Inggris ke dalam penguncian (lockdown) abadi.
Namun sejauh ini, data tersebut menggembirakan. Rawat inap dan kematian, meskipun sedikit meningkat, tetap rendah, dan pemerintah menganggap ini sebagai tanda bahwa sudah waktunya untuk keluar dari persembunyian dan belajar "mengatasi" COVID.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Senin (5/7/2021) diperkirakan akan mengumumkan bahwa Inggris akan terus maju dengan pelonggaran sebagian besar pembatasan COVID-19 yang tersisa pada 19 Juli.
Jarak sosial, masker, dan batas kapasitas di bisnis dan restoran siap untuk dibatalkan. BBC melaporkan, ketika Johnson berusaha untuk "memulihkan kebebasan orang" dan mengubah strategi manajemen pandemi negara untuk lebih fokus pada tanggung jawab individu.
"Kita perlu memperjelas bahwa kasus akan meningkat secara signifikan," kata Menteri Kesehatan Sajid Javid.
"Saya tahu banyak orang akan berhati-hati tentang pelonggaran pembatasan - itu sepenuhnya bisa dimengerti. Tapi tidak ada tanggal yang kita pilih yang akan datang tanpa risiko, jadi kita harus mengambil pandangan yang luas dan seimbang," tambahnya, dilansir The Week, Selasa (6/7/2021).
Penasihat ilmiah pemerintah tidak yakin. Mereka mengatakan pelonggaran pembatasan selama lonjakan –Inggris saat ini melihat lebih banyak kasus virus corona harian daripada gabungan seluruh Uni Eropa– dapat memicu evolusi varian baru.
"Dunia sedang mengawasi Inggris untuk melihat seperti apa hidup dengan COVID-19 dan penyerapan vaksin yang tinggi," Devi Sridhar, kepala program kesehatan masyarakat global di University of Edinburgh, mengatakan kepada The New York Times.
"Beberapa minggu ke depan akan terungkap apakah mereka telah berjudi dengan benar, atau kita akhirnya mengalami gelombang rawat inap yang tinggi lagi," pungkas Sridhar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: