Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Takut Covid-19, Peserta JKN-KIS Banyak yang Ogah ke Faskes

        Takut Covid-19, Peserta JKN-KIS Banyak yang Ogah ke Faskes Kredit Foto: Antara/Indrayadi TH
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        BPJS Kesehatan mengungkapkan, realisasi pendapatan iuran sampai 31 Desember 2020 tercatat sebesar Rp139,85 triliun. Sementara realisasi pembiayaan jaminan kesehatan hingga akhir 2020 sebesar Rp95,51 triliun, lebih rendah dari 2019 yaitu Rp108,46 triliun. 

        Turunnya pembiayaan jaminan kesehatan tersebut sejalan dengan jumlah kunjungan peserta JKN-KIS ke fasilitas kesehatan (faskes). Pada 2019, jumlah kunjungan tercatat 276,1 juta kunjungan sakit. Kemudian sepanjang 2020 ada sebanyak 224,7 juta kunjungan sakit di faskes, turun 51,4 juta kunjungan.

        Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, fenomena menurunnya utilitas JKN-KIS bersifat temporer, sehingga harus tetap diwaspadai. Kelak pada saat pandemi berakhir, bisa dipastikan kunjungan peserta ke faskes akan kembali normal.

        Menurutnya, mereka yang menunda berobat ke faskes karena takut tertular Covid-19 jadi akan kembali beraktivitas normal setelah pandemi ini berakhir. Baca Juga: Dana Jaminan Sosial Membaik, BPJS Kesehatan Diganjar Predikat WTM

        "Bisa jadi jumlah kunjungan dan layanan justru akan meningkat, dan beban pembiayaan jauh lebih besar. Oleh karena itu, keuangan Dana Jaminan Sosial (DJS) tetap harus dikelola dengan baik," ujar Ghufron di Jakarta, Jumat (9/7/2021).

        Walaupun jumlah pemanfaatan di 2020 menurun dan merupakan imbas dari pandemi Covid-19, ada 8 jenis penyakit yang paling banyak menyerap DJS sebesar Rp17,8 triliun.

        Penyakit jantung masih menempati urutan pertama dengan 11,5 juta kasus, menyerap anggaran Rp8,2 triliun lebih. Disusul penyakit kanker sebanyak 2,2 juta kasus dengan biaya Rp3,1 triliun. Penyakit stroke sebanyak 1,7 juta kasus dengan biaya Rp2,1 triliun. 

        Di posisi keempat ada penyakit gagal ginjal sebanyak 1,6 juta kasus dengan pembiayaan Rp1,9 triliun. Kemudian Thalasemia sebanyak 234.888 kasus dengan pembiayaan Rp524,1 milyar. Hemophilia sebanyak 74.651 kasus dengan pembiayaan Rp443,2 milyar. Leukimia dengan jumlah kasus 127.731 dengan pembiayaan Rp355,1 milyar. Terakhir ada Cirrhosis Hepatis sebanyak 156.764 kasus menyerap anggaran sebesar Rp243,5 miliar. 

        “Penyakit katastropik seperti penyakit jantung itu bisa dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Kami berharap faskes kian aktif mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk membudayakan pola hidup sehat, termasuk disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19. BPJS Kesehatan juga telah mengembangkan berbagai program dan aktivitas promosi kesehatan yang bekerja sama dengan faskes, berbasis teknologi digital, " kata Ghufron.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: