Angka Kesembuhan Covid-19 Capai 28.561 Orang Per 10 Juli 2021, Angka Kematian 826 Orang
Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Dedy Permadi melaporkan angka kesembuhan di Indonesia per 10 Juli 2021 mencapai 28.561 orang. Ia mengatakan angka ini hampir menyamai rekor kesembuhan pada hari sebelumnya.
"Kita patut bersyukur bahwa angka kesembuhan kita hari ini mencapai 28.561 orang, hampir menyamai rekor kesembuhan kita kemarin," ungkapnya dalam konferensi pers virtual yang disiarkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (10/7/2021).
Sementara itu, penambahan kasus baru per hari ini masih di angka 35 ribuan dan angka kematian sebesar 826 orang. Ini menunjukkan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum melandai.
Baca Juga: Kemenkes Jamin Stok Obat Terapi Covid-19 Aman, Ada 2 Jenis Lagi yang Akan Diimpor
"Namun, angka kasus baru masih tinggi, di mana angka penambahan kasus Covid-19 hari ini mencapai 35.094 kasus per pukul 14.00 WIB. Sedangkan angka kematian mencapai 826 orang," tambah Dedy.
Ia menyampaikan korban meninggal termasuk golongan tenaga kesehatan dan petugas yang berhadapan langsung dengan situasi darurat pandemi.
"Pemerintah kembali menyampaikan bela sungkawa dan duka cita mendalam untuk setiap keluarga yang kehilangan sanak saudaranya," ungkapnya.
"Kami mengapresiasi inisiatif masyarakat yang tadi pagi telah mengheningkan cipta pada pukul 10.00 wIB di tanggal 10 bulan ketujuh untuk mendoakan para syuhada akibat wabah yang melanda seluruh dunia ini," imbuh Dedy.
Jubir Kominfo itu juga melaporkan saat ini ada 14 ribu relawan yang bergabung dengan Bidang Relawan Satgas Penanganan Covid-19 yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Para relawan membantu memasok bahan makanan, menjaga pintu masuk RT/RW yang diisolasi, hingga menguburkan jenazah korban Covid-19.
"Pemerintah juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh relawan di berbagai daerah yang bekerja untuk darurat kemanusiaan ini," tuturnya.
Di sisi lain, pemerintah masih terus dikritik atas kebijakan penanganan pandemi. Salah satu kritik datang dari Managing Director Political Economy & Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan yang menilai pemerintah terlalu fokus mengejar pemulihan ekonomi dan tidak optimal menangani pandemi Covid-19.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Tambah Ruang Isolasi dan Perawatan Intensif Hingga 40 Persen di Jawa-Bali
"Kalau kita lihat ini mereka bermain-main dengan nyawa, dengan nafsu mengejar pertumbuhan ekonomi yang kemudian membawa malapetaka ke kita semua," kata Anthony dalam diskusi Narasi Institute, Jumat (9/7/2021).
Anthony meminta pemerintah fokus mengendalikan pandemi dibanding mengejar ekonomi. Karena menurutnya perbaikan ekonomi akan terjadi secara otomatis seiring dengan pengendalian pandemi yang tertangani dengan baik.
"Nah di mana pandemi memburuk, apalagi fasilitas kesehatan sudah banyak yang kolaps, akan membuat ekonomi memburuk. Bahwa fiskal kita akan kolaps," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: