Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anak Buah Xi Jinping Koar-koar Minta Taliban Putus Hubungan dengan Kekuatan Teroris Sebelum...

        Anak Buah Xi Jinping Koar-koar Minta Taliban Putus Hubungan dengan Kekuatan Teroris Sebelum... Kredit Foto: Xinhua/Wei Xiang
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Penasihat Negara China dan Menteri Luar Negeri Wang Yi pada Selasa (13/7/2021) mendesak Taliban untuk memutuskan hubungan dengan semua kekuatan teroris dan kembali ke arus utama politik Afghanistan.

        Dilansir CGTN, Rabu (14/7/2021), Wang membuat pernyataan tersebut selama konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Tajik Sirojiddin Muhriddin setelah pembicaraan mereka di Dushanbe.

        Baca Juga: Taliban Girang saat Tahu China Mau Berinvestasi di Afghanistan

        "Sebagai kekuatan militer utama di Afghanistan, Taliban harus menyadari tanggung jawab yang diembannya bagi negara," kata Wang.

        "Di sisi lain, pemerintah Afghanistan telah melakukan banyak pekerjaan untuk menjaga persatuan negara, menjaga stabilitas sosial dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat selama beberapa tahun terakhir," katanya.

        Sejak pasukan Amerika Serikat (AS) memulai penarikan terakhir mereka dari Afghanistan pada awal Mei setelah hampir 20 tahun pertempuran, pejuang Taliban telah meningkatkan serangan terhadap pasukan pemerintah di seluruh negeri. Kelompok itu mengatakan Jumat lalu bahwa mereka mengendalikan lebih dari 85 persen wilayah Afghanistan.

        China, Afghanistan dan Pakistan bulan lalu menyerukan penarikan pasukan asing yang bertanggung jawab dan tertib untuk menghindari memburuknya situasi keamanan di kawasan itu atau memberi kesempatan bagi pasukan teroris untuk berkembang.

        Wang mencatat bahwa tindakan militer AS di Afghanistan telah menyebabkan kematian puluhan ribu warga sipil dan membuat lebih dari 10 juta orang mengungsi. Dia mendesak Washington untuk merenungkan peran yang telah dimainkannya dalam masalah Afghanistan dan mempertimbangkan dengan baik kewajiban yang harus dipenuhinya dalam memfasilitasi rekonsiliasi dan rekonstruksi di negara itu.

        Dengan mundurnya pasukan Amerika dan NATO dari negara itu, rakyat Afghanistan memiliki kesempatan baru untuk mengambil nasib mereka sendiri, kata Wang.

        Dia menegaskan kembali sikap China bahwa proses perdamaian dan rekonsiliasi harus mengikuti prinsip "dipimpin Afghanistan dan dimiliki Afghanistan," menyerukan dialog dan konsultasi di antara semua pihak di Afghanistan.

        Sebagai tetangga Afghanistan, China selalu menghormati kedaulatan negara, kemerdekaan dan integritas wilayah, katanya, menambahkan bahwa China selalu mengikuti kebijakan persahabatan dengan semua orang Afghanistan.

        China percaya bahwa partai politik dan kelompok etnis di Afghanistan memiliki kemampuan dan kebijaksanaan untuk memecahkan masalah mereka dan mengelola negara mereka, kata diplomat itu.

        Wang menyerukan upaya untuk menghindari eskalasi dalam pertempuran, memperingatkan terhadap perang saudara habis-habisan di Afghanistan. Dia menambahkan bahwa pembicaraan intra-Afghanistan harus dilanjutkan sesegera mungkin untuk memfasilitasi rekonsiliasi politik.

        Dia juga menekankan bahwa upaya harus dilakukan untuk mencegah berbagai kekuatan teroris tumbuh dan mengubah Afghanistan menjadi tempat berkumpulnya teroris kembali.

        Menjelaskan harapan China untuk masa depan Afghanistan, Wang mengatakan China menyerukan pengaturan politik yang luas dan inklusif yang mengejar kebijakan Muslim moderat, dengan tegas memerangi semua pemikiran teroris dan ekstremis, dan berkomitmen untuk menjaga persahabatan dengan semua negara tetangga.

        China mendukung semua upaya yang kondusif untuk mewujudkan tujuan tersebut dan siap untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk tujuan ini, katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: