Presiden Joko Widodo menerjunkan aparat Badan Intelijen Negara (BIN) untuk melakukan vaksinasi covid-19 dari rumah ke rumah (door to door). Program itu dilakukan di 14 provinsi episentrum covid-19.
Vaksinasi door to door dilakukan terhadap 19 ribu orang yang tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Menanggapi langkah itu, pengamat politik Rocky Gerung menertawakan ide tersebut, karena dinilai itu merupakan bukti bahwa pemerintah sedang bingung dalam menangani kasus COVID yang semakain hari semakin menggila.
"Pemerintah enggak beri keyakinan bahwa mereka mampu menangani, makanya mungkin ini perlu diambil alih intel. Kan agak aneh lembaga yang esensial harusnya untuk soal-soal politik tapi malah disuruh memantau vaksin," kata Rocky dalam akun Youtube-nya.
Rocky pun menilai langkah itu seperti sebuah komposisi musik yang ngawur karena pemimpin orkestranya tak mampu meracik harmoni dengan baik.
"Kalau negara minta semua turun, ya kaya musik yang enggak beraturan, konduktornya tak bisa menempatkan mana pemain drum, mana pemain gitar. Jadi orang bingung ini orkestrasi apa topeng monyet? hahah," tandasnya.
"BIN harusnya lebih fokus pembunuhan km 50 Laskar FPI, karena meski angka positif naik, kekacauan naik, tapi demokrasi gak boleh turun," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: