Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Epidemiolog Ramalkan Lonjakan Covid-19 Agustus 2021, Kali Ini Ekstrem?

        Epidemiolog Ramalkan Lonjakan Covid-19 Agustus 2021, Kali Ini Ekstrem? Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kasus harian Covid-19 di Tanah Air masih terus bertambah bahkan meningkat tajam. Epidemiolog dari Universitas Hasanuddin Makassar Ridwan Amiruddin memprediksi lonjakan kasus Covid-19  terjadi hingga pertengahan Agustus 2021.

        Ridwan menggambarkan kurva epidemiologi pertambahan kasus Covid-19 sekarang dikategorikan dalam zona yang sangat ekstrem.

        Baca Juga: Ganjar Senggol Sosialisasi Covid-19 Pakai Surat: Emang Kertasnya Bisa Jalan-jalan?

        "Jadi, grafiknya ekstrem sekali dan terjadi secara eksponensial. Kalau diprediksi, pertumbuhan kasus Covid-19 baru akan berlangsung sampai pertengahan Agustus 2021," katanya saat mengisi konferensi virtual bertema PPKM End Game?, Sabtu (24/7/2021).

        Ridwan memperkirakan, kasus baru Covid-19 akan meningkat bahkan bertambah drastis selama periode sekarang, sampai tiga hingga empat pekan mendatang.

        Diingatkannya, dengan terus bertambahnya kasus Covid-19 maka keterisian tempat tidur di rumah sakit menjadi tantangan. Sehingga fasilitas kesehatan harus disiapkan.

        Oleh karena itu, Ridwan meminta negara harus hadir dalam isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan. Pemerintah jangan berlindung di peraturan yang dibuat oleh kementerian bahwa hanya pasien bergejala sedang dan berat boleh masuk ke rumah sakit.

        Ia mencontohkan ada beberapa tempat isolasi terpusat dan terkontrol yang ternyata berhasil. 

        "Itu mestinya tetap diadopsi supaya tidak jatuh korban yang lebih banyak. Itu yang memberikan kontribusi angka kematian terus meningkat," katanya.

        Kalau kasus Covid-19 meningkat, kata Ridwan, otomatis angka kematiannya meningkat. Kalau angka kematian di atas 2,7 persen, dia melanjutkan, artinya yang meninggal dunia bisa lebih dari 1.000 jiwa per hari.

        "Ini harus diupayakan kasus dibendung, rumah sakit tetap survive memberikan layanan yang terbaik dan masyarakat tetap produktif," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: