Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Baliho Puan Maharani Dicorat-coret Bikin Kader Banteng Ngamuk, Tapi Nggak Asal Main Seruduk

        Baliho Puan Maharani Dicorat-coret Bikin Kader Banteng Ngamuk, Tapi Nggak Asal Main Seruduk Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kader Banteng ngamuk baliho Ketua DPR Puan Maharani dicorat-coret. Meski ngamuk, mereka tidak main seruduk. Mereka memilih melaporkannya ke pihak kepolisian. Satu pelaku sudah ditangkap tadi malam.

        Kasus vandalisme ini diketahui sejak Kamis (22/7) malam. Dari foto yang beredar di sosial media, sejumlah spanduk atau baliho Puan disemprot cat hitam bertuliskan “OPEN BO”. Sebuah frasa yang biasa dipakai para penjaja seks online untuk mempromosikan dirinya di sosial media.

        Baca Juga: Naik Pitam, Akhirnya Puan Maharani Bongkar Siapa Musuh Sebenarnya!

        Salah satu baliho yang jadi sasaran vandalisme itu, terletak di halaman Kantor DPC PDIP di Jalan Raya Sambong Kanigoro, Kabupaten Blitar. Mengetahui hal itu, kader Banteng langsung menurunkan dan menggantinya dengan baliho baru.

        Di baliho sebelumnya, dengan huruf kapital, Puan menyampaikan ucapan selamat Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PDIP Jawa Timur di Bumi Bung Karno 21 Juni 2021.

        “Kobarkan semangat baru...!!! DPC PDI Perjuangan Kab. Blitar,” pesan Puan yang tampak mengenakan kebaya merah di baliho itu. Lalu ruang putih diantara kedua pesan itu disemprot cat hitam, bertuliskan huruf kapital juga, yakni OPEN BO.

        Sementara di baliho yang baru, fotonya sudah berbeda. Kali ini, Puan tampil bertiga dengan ibu dan kakeknya, yakni Megawati Soekarnoputri dan proklamator Soekarno. Pesannya diganti menjadi ucapan Selamat HUT RI Ke-76 dengan logo Banteng di sudut kiri atas.

        Tak cuma mengganti baliho, kader Banteng setempat juga menempuh jalur hukum. Mereka mengadukan aksi vandalisme itu ke Mapolres Blitar pada Jumat (23/7).

        Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan DPP mendukung langkah DPD PDIP Jawa Timur membawa aksi vandalisme ini ke jalur hukum. Atas alasan apapun, tindakan vandalisme itu tidak bisa dibenarkan.

        “PDI Perjuangan itu, taat hukum. Ketika kantor partai diserang pada tanggal 27 Juli 1996 pun, kami memilih jalur hukum,” tegas Hasto, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

        Aksi vandalisme semacam ini, terang Hasto, jauh dari tradisi kebudayaan bangsa Indonesia yang saling menghormati. Lagi pula, di dalam baliho atau spanduk yang diusung Puan, tidak ada pesan negatif atau hasutan yang merugikan pihak tertentu.

        Ia melanjutkan, pesan yang disampaikan Puan di sejumlah baliho yang dicorat-coret itu, hanya berupa ucapan selamat Rakerda Partai, ajakan merawat kebhinekaan, pentingnya menjaga iman dan imun, pentingnya protokol kesehatan, bergotong-royong hingga menambah keimanan dan memohon bimbingan Tuhan Yang Maha Esa di tengah pandemi Covid-19.

        Karena bagi PDIP, lanjut Hasto, yang terpenting saat ini adalah bagaimana membantu rakyat di tengah kesulitan akibat pandemi. Seperti membuka dapur-dapur umum, membantu vaksinasi, gotong-royong membantu warga di setiap RT, memperkuat solidaritas dan sikap berbela rasa.

        “Hal tersebut jauh lebih penting dijalankan. Sementara terkait vandalisme tersebut, kami percayakan pada aparat penegak hukum,” sambungnya.

        Ketua DPD PDIP Jatim, Kusnadi mengungkapkan, temuan pihaknya, aksi vandalisme baliho Puan tidak hanya terjadi di Blitar saja. Tapi juga menyasar sejumlah baliho Puan di Surabaya. Isi coretannya macam-macam. Salah satunya ditulis “koruptor”.

        Meskipun menyesalkan aksi tersebut, Kusnadi memastikan kader Banteng yang ngamuk karena baliho petingginya dicoret-coret tidak akan bersikap anarkis.

        Banteng, kata dia, sudah berpengalaman menghadapi tekanan dan fitnah dari luar. Karena itu, ia meyakini kader Banteng sudah terlatih untuk sabar dan taat hukum.

        “Kami dididik untuk taat hukum. Tidak bertindak anarkis untuk mereaksi aksi-aksi vandalisme,” tegasnya.

        Tadi malam, satu terduga pelaku vandalisme di Surabaya sudah ditangkap. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko mengatakan, pelaku tersebut masih dalam pemeriksaan polisi dan diamankan di Polrestabes Surabaya. Namun, identitas terduga pelaku belum dibeberkan.

        “Untuk yang di Blitar masih dilakukan penyelidikan,” kata perwira dengan tiga melati emas itu.

        Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai langkah yang diambil PDIP dalam merespons aksi vandalisme terhadap baliho petinggi partainya itu, sudah tepat.

        “Tepat dong. Kedewasaan politik juga harus dimiliki oleh rakyat Indonesia, terlepas dari apapun latar belakang vandalisme itu. Nah ini juga Pekerjaan Rumah pendidikan politik bagi konstituennya PDIP juga,” kata Hensat, sapaan karibnya kepada Rakyat Merdeka tadi malam. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: