Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Waktu yang Tepat untuk Milenial Berinvestasi

        Ini Waktu yang Tepat untuk Milenial Berinvestasi Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menyisihkan sebagian penghasilan kita pada saat ini untuk ditabung tentu sangat bermanfaat untuk keperluan yang akan datang.

        Namun menyimpan uang dalam bentuk tabungan justru membuat kita rugi, karena nilai uang akan terus berkurang karena terkena inflasi. 

        Karena itu yang lebih tepat untuk dilakukan adalah dengan menginvestasikan uang yang kita miliki, ke sesuatu yang nilainya tidak akan pernah turun, namun akan terus naik, seperti emas, properti, atau tanah.

        Di era modern saat ini, instrumen investasi semakin banyak, mulai dari deposito, obligasi, saham, reksadana, valas, dan lainnya. Bahkan di era digital saat ini, sudah ada Cryptocurrency atau uang digital. 

        Namun sebelum membahas lebih lanjut instrumen investasi yang terakhir, kita akan mencari jawaban kapan saat yang tepat untuk berinvestasi.

        Jawabannya tentu secepatnya, atau dimulai saat ini juga. Sebab investasi akan dipengaruhi oleh waktu, semakin lama kita menginvestasikan sesuatu, makan semakin tinggi pula keuntungan yang akan kita dapatkan. 

        Raymond Sutanto, Co-Founder Zipmex Indonesia mengatakan, bagi para milenial, saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk berinvestasi.

        Karena ketika mereka membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih besar, katakanlah dalam 10 tahun yang akan datang, maka nilai investasi yang dilakukan telah berkembang berkali-kali lipat. 

        Raymond juga mengungkapkan, orang-orang kaya adalah mereka yang sukses dalam berinvestasi. Menurutnya orang tidak akan bisa menjadi kaya hanya dengan mengandalkan gaji dari bekerja. Terlebih lagi jika gajinya kecil seperti UMR. 

        Namun demikian, seharusnya gaji kecil tidak menghalangi seseorang untuk berinvestasi. Karena dengan menginvestasikan sebagian penghasilannya, meskipun sedikit, tapi lama-lama akan menjadi bukit. Terlebih lagi jika diinvestasikan di instrumen yang tepat. 

        "Sedikit-sedikit tidak apa-apa daripada kita spending ke hal yang bukan-bukan, mending investasi," tuturnya. 

        Dikatakan, milenial itu justru memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh generasi di atasnya. Yaitu waktu, dengan lebih banyak waktu, milenial akan memiliki waktu lebih lama untuk berinvestasi.

        Hal itu sesuai dengan salah satu pesan yang disampaikan oleh investor ternama Warren Buffet.

        "Warren buffet sendiri berkata kalau ada yang bisa diubah dari kehidupannya, apa yang bisa diubah di masa hidupnya, dia ingin investasi lebih awal," ujarnya.

        Berkaitan dengan investasi aset crypto atau cryptocurrency, menurut Raymond, saat ini sedang tumbuh pesat. Dengan demikian sangat cocok menjadi instrumen investasi baik itu investor pemula maupun senior. 

        Pandemi covid-19 memang menghambat laju pertumbuhan bisnis dan ekonomi, namun menurut Raymond sebetulnya kondisi saat ini tak terlalu pengaruh.

        Ia mencontohkan di 2017, ketika pandemi belum terjadi, aset kripto pernah mengalami bull run (pergerakan positif).

        "Kripto sendiri launching saat krisis gila-gilaan tahun 2008. Pencetus kripto itu berpikir bahwa money system is failing, let’s make currency decentralized system, dari sanalah muncul Bitcoin," ucapnya.

        Ia meyakini, tanpa situasi pandemi sekalipun, bitcoin sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar tetap akan naik. Karena kalau melihat ke belakang, setiap empat tahun, ada kenaikan, bukan karena pandemi. 

        “Cycle-nya gitu. Kebetulan karena pandemi, mungkin ada efek ke orang lebih cari cara untuk make extra money. Invest itu not looking for quick get rich. Salah satu faktor juga itu time di market kita," ujar Raymond.

        Selanjutnya dalam memilih investasi aset crypto, jangan mudah tergiur dengan investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat.

        Selain itu kita juga harus berhati-hati dengan bisnis investasi yang tidak jelas, tidak memiliki izin, dan tidak teregulasi.

        "Kita harus cek apakah perusahaan ini legal dan teregulasi, bisa cek ke Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi)," ujar dia.

        Raymond juga menyoroti sebagian masyarakat yang sekadar ikut-ikutan memilih instrumen investasi tertentu hanya karena sedang tren, termasuk dalam hal investasi kripto.

        Menurutnya investasi dengan cara apapun sebetulnya tak masalah, yang terpenting adalah mau belajar terjun ke pasar investasi.

        "Ada yg ikut temen beli ini itu, tapi ada juga yang tetap pendiriannya pada hasil risetnya. Biar masuknya dari FoMO (Fear of Missing Out) atau ikut-ikutan teman, yang penting belajar. Habis belajar mereka akan siap menghadapinya. Yang penting belajar in the market, mereka akan merasakan keuntungan juga yang besar," kata dia.

        Jadi, ketika hendak berinvestasi kripto, Raymond menganjurkan untuk mencari koin dengan fundamental kuat dan jangan hanya melihat ketika koin tertentu sedang naik drastis. Jadi jangan beli pas lagi hijau dan tinggi.

        Pas merah justru bagus dan menjadi justru saat yg tepat, karena ratusan hedge fund, investor institusi masuk, sehingga bagus untuk akumulasi. 

        Zipmex sendiri, lanjut Raymond, sebagai platform investasi aset digital terpercaya dan terugulasi di Indonesia. Zipmex telah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) dan telah memiliki standar ISO 270001.

        Selain regulasi BAPPEBTI, Zipmex juga memiliki asuransi untuk menjamin dana pengguna, kita juga bekerja sama dengan BitGo untuk memberikan asuransi hingga 100 juta USD untuk aset nasabah. 

        “Dari standarisasi kita, kita sudah sesuai dengan apa yg diminta dari BAPPEBTI, baik dari sistem security dan ISO-nya," tutup Raymond.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: