Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bos WHO Serukan Global Setop Sementara Vaksin Booster, Ini Alasannya

        Bos WHO Serukan Global Setop Sementara Vaksin Booster, Ini Alasannya Kredit Foto: Reuters/Denis Balibouse
        Warta Ekonomi, Jenewa -

        Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyerukan penangguhan vaksin booster untuk Covid-19 setidaknya hingga akhir September. Kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan jeda akan memungkinkan setidaknya 10 persen dari populasi di setiap negara untuk divaksinasi.

        Sejumlah negara termasuk Israel dan Jerman telah mengumumkan rencana untuk memberikan dosis ketiga. Tapi Dr Tedros telah memperingatkan negara-negara miskin tertinggal dalam pelaksanaan vaksinasi.

         Baca Juga: WHO Sebut Kasus Covid-19 Global Naik Signifikan, Menlu RI: Termasuk di Asia Tenggara

        Menurut WHO, negara-negara berpenghasilan rendah hanya mampu memberikan 1,5 dosis untuk setiap 100 orang karena kurangnya pasokan. Dr Tedros mengatakan sebagian besar vaksin harus diberikan ke negara-negara berpenghasilan rendah.

        "Saya memahami kepedulian semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global menggunakan lebih banyak lagi," kata Dr Tedros, dilansir di BBC, Kamis (5/8).

        Ini adalah seruan keras dari WHO, karena badan tersebut berusaha untuk mempersempit kesenjangan antara negara-negara berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah. WHO ingin 10 persen orang di setiap negara divaksinasi bulan depan, tetapi target itu tidak mungkin terpenuhi pada saat ini.

        Di Haiti dan Republik Demokratik Kongo, tidak ada penduduk yang menerima dua dosis vaksin. Indonesia, yang telah mengalami lonjakan infeksi dan kematian dalam beberapa bulan terakhir karena varian Delta, hanya memvaksinasi penuh 7,9 persen dari populasinya, menurut Our World in Data.

        Sementara itu Israel mulai meluncurkan suntikan booster untuk penduduk usia lebih dari 60-an. Jerman mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka akan mulai menawarkan dosis ketiga vaksin Moderna dan Pfizer. Di Inggris, jutaan orang yang tergolong rentan dapat ditawari booster mulai September.

        AS belum mengumumkan kebijakan tentang vaksinasi booster tetapi Gedung Putih mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya memiliki dosis yang cukup untuk mendistribusikan vaksin ke luar negeri sambil juga memastikan orang Amerika dapat divaksinasi sepenuhnya.

        "Kami benar-benar merasa itu pilihan yang salah dan kami bisa melakukan keduanya," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki.

        Ini bukan pertama kalinya Dr Tedros meminta negara-negara kaya untuk menyumbangkan pasokan vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah. Pada bulan Mei, ia meminta negara-negara kaya untuk menunda rencana memberikan vaksin kepada anak-anak dan remaja dan sebagai gantinya menyumbangkan persediaan itu.

        Dr Tedros mendesak negara-negara untuk memasok lebih banyak vaksin ke skema akses adil global Covax. Namun sejumlah negara, termasuk Inggris, terus maju dengan rencana untuk memvaksinasi anak-anak dan remaja. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: