Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meski Diancam Dipenjara, Kader Mas AHY Tak Gentar Hajar Pemerintah Jokowi! Dengerin Tuh!

        Meski Diancam Dipenjara, Kader Mas AHY Tak Gentar Hajar Pemerintah Jokowi! Dengerin Tuh! Kredit Foto: Twitter Rachlan Nashidik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi Partai Demokrat Rachlad Nashidik, menuliskan penjelasan di akun Twitternya, terkait dirinya yang dituding menistakan simbol-simbol negara.

        Hal tersebut ia katakan dalam akun Twitternya @rachlannashidik, yang sudah berhasil diambil, usai diretas 8 Agustus 2021 kemarin.

        "Tanggal 8 Agustus malam diretas dan diambil alih pihak yang belum diketahui  Pagi ini, 11 Agustus, akun Twitter saya berhasil direbut kembali," tulisnya, seperti dilihat, Kamis (12/8/2021). Baca Juga: Dua Dekade Partai Demokrat, Mas AHY Keluarkan Perintah Tegas, Mbak Annisa Pohan Ikut Andil

        Lanjutnya, ia menyebut bahwa akunnya telah diretas setelah dirinya memposting gambar karikatur Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang membuat dirinya dituding telah menghina lambang negara dan berujung pada tagar #TangkapRachlandNashidik.

        "Saya sempat menjadi sasaran kampanye tuduhan menista "lambang negara" karena mengunggah gambar Jokowi karya Yayak Kencrit, yang sudah beredar di jagat medsos sejak tahun lalu. Usai mengunggah gambar inilah akun Twitter saya diretas dan diambil alih," ujarnya. Baca Juga: Baliho AHY Disindir, Ngakunya Demokrat: Buat Lawan Moeldoko Cs!

        Lebih lanjut, ia mengatakan pihak-pihak yang mendesak polisi untuk menangkap dirinya merupakan fanatikus Presiden Jokowi dan pendengung bayaran (buzzeRp).

        "Fanatikus Jokowi dan pasukan BuzzeRp kompak mendesak polisi agar saya diciduk dan dipidana. Mereka bahkan menuding peretasan cuma akal-akalan saya saja untuk menghilangkan bukti bahwa saya pernah mengunggah gambar yang keren dan ekspresif itu," beber anak buah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

        Namun, ia mengaku tidak gentar dengan seruan penangkapan dirinya. Bahkaan, ia pun mengunggah ulang karikatur karya Yayak yang dipersoalkan pendukung Jokowi.

        "Hari ini, pagi tadi, saya sudah kembali mencuit menggunakan akun yang kemarin diretas ini. Saya unggah lagi gambar karya Yayak di atas, yang dalam pendapat saya, adalah kritik visual yang tajam, samasekali tak bisa ditafsirkan sebagai 'pelecehan simbol negara' atau penghinaan," katanya.

        Sambungnya, ia juga melontarkan kritik kepada pemerintah Jokowi terkait penanganan pandemi Covid-19, seperti dikeluarkannya angka kasus kematian dari indikator penanganan Covid-19 dengan alasan ditemukan masalah dalam input data.

        Karena itu, ia pun menantang kebijakan tersebut.

        Baca Juga: Elektabilitas AHY Naik, Demokrat Masih Malu-Malu Bahas Pilpres 2024

        "Pada 10 Agustus, warga negara Indonesia yang dilapirkan mati karena Covid naik menjadi 2.048 jiwa. Pada hari yang sama, diberitakan Pemerintah memutuskan akan menghapus angka kematian dari indikator penanganan pandemi. Bagi saya, ini samasekali tak bisa diterima," ungkapnya.

        "Sebuah pemerintahan yang menutupi angka kematian, niscaya tak menghargai kehidupan. Ini adalah bukti paling keras dan kasar bahwa Pemerintahan ini sudah gagal!" tegas dia,

        "Bukan gambar Yayak melecehkan simbol atau lambang negara, tapi pemerintah Jokowi melecehkan hak-hak warga negara atas kesehatan. Kebijakan pemerintah yang harus disorot, dikritik dan diperbaiki, bukan menciduk dan mengirim pengeritik ke balik bui," imbuhnya.

        Sementara itu, ia juga menegaskan bahwa dirinya akan terus mengkritik Jokowi soal penanganan pandemi.

        "Kekacauan penanganan pandemi harus terus disoroti. Saya akan terus melakukannya, meski akun medsos saya kembali diretas, atau bahkan apabila resikonya bui," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: