Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PMI Merajut Kekuatan Indonesia, Menghadang Gelombang Pandemi Covid-19

        PMI Merajut Kekuatan Indonesia, Menghadang Gelombang Pandemi Covid-19 Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi Covid-19 telah melanda Indonesia lebih dari satu tahun lamanya. Pandemi menyerang banyak aspek kehidupan masyarakat di Tanah Air. Mulai dari aspek sosial, ekonomi, hingga kesehatan. Tercatat, lebih dari 3,8 juta orang Indonesia terpapar Covid-19 per 17 Agustus 2021. Kemudian sekitar 120 ribu di antaranya meninggal dunia.

        Melihat kondisi tersebut, Palang Merah Indonesia (PMI) tergerak untuk memberikan pertolongan dan layanan kemanusiaan. Satu persatu para relawan PMI di berbagai wilayah terjun langsung ke lapangan untuk membantu tenaga kesehatan (nakes) dan masyarakat. Mereka juga aktif melakukan berbagai aksi dan kegiatan guna membendung gelombang pandemi Covid-19 di Indonesia.

        Salah satu relawan kemanusiaan sekaligus Sekretaris PMI asal Kota Surakarta, Sumartono Hadinoto, mengatakan dirinya sudah aktif melakukan aksi kemanusiaan sejak periode awal Covid-19 masuk ke Tanah Air. Ia menjelaskan bahwa saat itu suasana di wilayah Solo cukup mengkhawatirkan dan mencekam, terutama di rumah sakit. Ia mengisahkan bahwa kala itu para nakes menghadapi situasi sulit karena harus membantu para korban, tetapi di sisi lain mereka kekurangan alat pelindung diri (APD).

        "Pada awal pandemi Covid-19 banyak sekali rumah sakit yang membutuhkan (APD), tetapi susah sekali mencari APD. Di sanalah PMI Surakarta ambil bagian dengan menyediakan APD kepada 15 lebih rumah sakit di wilayah Solo," katanya seperti dikutip Warta Ekonomi di Jakarta, Selasa (17/8/2021).

        Baca Juga: Pertamina Bantu PMI Soal Donor Plasma Konvalesen: Dari Sumbang Alat Hingga Cari Pendonor

        Pria kelahiran 1956 ini menjelaskan dampak Covid-19 di Kota Solo tidak hanya berhenti di aspek kesehatan, tetapi juga merambah ke aspek sosial dan ekonomi warga. Ada cukup banyak warga yang mengalami penurunan pendapatan karena kegiatan ekonomi mengalami perlambatan. Di sudut-sudut jalan ada banyak pedagang UMKM yang kesulitan menemukan pembeli. Bahkan, ada beberapa warga yang terpaksa kehilangan mata pencaharian karena mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

        Ia menjelaskan PMI Surakarta berinisiatif menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan untuk menggerakkan roda perekonomian warga. Melalui program-program CSR, PMI Surakarta bersama dengan perusahaan memberi bantuan kepada warga yang membutuhkan pertolongan. Ia mengatakan bantuan yang diberikan berupa pelatihan dan lapangan usaha terkait kebutuhan masyarakat selama pandemi seperti masker dan sabun cuci tangan.

        "Kami terus membantu dan memonitor warga dengan cara memberikan kail, bukan memberikan ikan. Dengan segala keterbatasan, kami terus memonitor setiap warga di kelurahan untuk membantu kebutuhan mereka," tuturnya.

        Martono mengakui bahwa PMI tidak bisa bergerak sendiri dalam mengatasi persoalan pandemi Covid-19. Lebih mirip konduktor, PMI mengorganisasi berbagai kekuatan sosial untuk bersama-sama menghadapi tantangan tersebut. Dalam kasus pengadaaan APD untuk rumah sakit, PMI Surakarta menggandeng beberapa pelaku industri untuk memproduksi APD seperti masker, sarung tangan, dan hazmat.

        "Kami selalu mengingatkan kepada sesama untuk saling membantu. Situasi Covid-19 saat ini sangat berbahaya dan bukan perkara remeh. Bahkan, beberapa teman saya sudah menjadi korban keganasan virus ini. Kami betul-betul memohon bantuan kepada seluruh elemen masyarakat," ujarnya.

        PMI Merajut Kebersamaan

        Ketua Umum PMI Pusat, Jusuf Kalla, sepakat bahwa PMI tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi pandemi Covid-19. Ia memastikan bahwa merajut kebersamaan dan sikap gotong-royong antar-seluruh komponen masyarakat merupakan kunci sukses menghadapi pandemi ini.

        "Melihat pengalaman 1,5 tahun, ada tiga peran atau stakeholder yang bisa dilakukan, yakni oleh masyarakat, pemerintah, dan organisasi masyarakat," katanya secara virtual awal Agustus lalu.

        JK menjelaskan masyarakat memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menerapkan protokol kesehatan 3M dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selama ini PMI tak kenal letih mengedukasi dan mendorong masyarakat untuk menjalankan 3M yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjauhi kerumunan.

        Selain itu, PMI aktif mencegah penyebaran Covid-19 dengan melakukan berbagai macam aksi dan kegiatan seperti penyemprotan disinfektan, menggelar layanan promosi kesehatan, dan melakukan dukungan serta perawatan keluarga.

        "Salah satu cara menahan penyebaran Covid-19 adalah dengan menerapkan 3M. Itulah yang dilakukan oleh Palang Merah Indonesia. Kita akan terus (mendorong penerapan 3M) sampai kapan pun selama pandemi Covid-19 ini masih ada di Indonesia," jelasnya.

        Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 ini menjelaskan PMI juga siap bekerja sama dengan pemerintah dalam berbagai bentuk seperti melaksanakan 3T (test, tracing, treatment), menyalurkan bantuan dan logistik, serta menggelar vaksinasi.

        Tercatat, PMI sudah melakukan distribusi logistik jutaan barang seperti masker, paket sembako, hingga ventilator.

        JK memastikan akan terus merajut kekuatan sosial dari berbagai elemen organisasi masyarakat. Ada banyak peran yang bisa dilakukan organisasi masyarakat dalam menghadapi pandemi seperti memberikan donasi, mengimbau masyarakat disiplin menjalankan 3M, serta menyalurkan donor plasma konvalesen.

        Di tempat terpisah, JK mengatakan masih terjadi defisit antara kebutuhan donor plasma konvalesen dengan suplai donor dari penyintas Covid-19. Misalnya, kebutuhan di Jakarta diperkirakan sekitar 500 donor per hari sedangkan jumlah donor sekitar 100 per hari. Ia menjelaskan bahwa saat ini PMI mengalami kekurangan stok akibat permintaan yang tinggi namun pendonor sedikit. Teranyar, JK mendorong peran serta aparat TNI dan Polri untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

        "Peran dari aparat TNI dan Polri sangat dibutuhkan dalam kasus ini karena mereka dapat mengumpulkan massa secara lebih aman karena berasal dari satu kelompok internal sehingga lebih mudah untuk dikontrol," pungkas JK.

        Apresiasi Kerja Keras PMI

        Upaya Palang Merah Indonesia yang menggalang kekuatan sosial dari berbagai unsur untuk menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia mendapat apresiasi banyak pihak. Upaya PMI tersebut tentu bukan perkara mudah.

        Akademisi Universitas Udayana, Ida Bagus Wyasa Putra, mengatakan dirinya sangat mengapresiasi peran PMI dalam menangani dan mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia. Ia mengakui bahwa saat ini Indonesia butuh lembaga yang bisa menjadi konduktur untuk mengoptimalkan kekuatan sosial yang ada.

        "Kami sangat berterima kasih sekali karena PMI bisa mengambil posisi dan peran dalam kegiatan pencegahan Covid-19," katanya.

        Ia berharap kerja keras PMI bisa memberikan kesadaran kolektif pada berbagai pihak untuk sama-sama mencegah virus corona. Kesadaran kolektif ini penting karena Covid-19 menyerang hampir seluruh masyarakat. Tanpa kesadaran kolektif maka upaya pencegahan Covid-19 tidak akan memberikan hasil optimal.

        "Kita harus sadar dengan sifat virus ini dan kita harus melengkapi diri dengan alat-alat pencegahan seperti masker, hand sanitizer, serta menjaga jarak. Saya kira kalau ini dipenuhi oleh setiap orang sebagaimana ajakan dari PMI maka bisa menyelamatkan diri kita dan negara Indonesia dari ancaman bahaya virus ini," paparnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cahyo Prayogo
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: