Meski Pilpres 2024 masih 3 tahun lagi, pembicaraan mengenai kandidat Capres potensial tak pernah sepi. Apalagi, hampir setiap bulan, ada survei yang merilis elektabilitas kandidat capres. Yang terbaru, dari Charta Politika.
Dalam survei Charta Politika yang dirilis pekan lalu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memimpin dengan elektabilitas 20,6 persen. Posisi kedua ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 17,8 persen. Sedangkan posisi ketiga sampai kelima secara berturut-turut adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (17,5 persen), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (7,7 persen), dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (7,2 persen).
Baca Juga: Kader Banteng Disentil Ibu Banteng, Mbak Puan Harus Menang di Pilpres 2024
"Salah satu klaster yang menjadi sorotan untuk tokoh capres yang paling banyak mendapat simpati saat ini adalah Ganjar," kata Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin, Senin (16/8).
Namun, lanjut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), jalan Ganjar belum bisa dipastikan mulus. Sebab, dia belum tentu dicalonkan oleh PDIP.
Sedangkan peneliti dari Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho lebih bicara mengenai peluang Sandi di Pilpres 2024. "Bang Sandi cocok disandingkan dengan tokoh yang memiliki pengalaman di pemerintahan. Tentu saja dengan menghitung kalkulasi politik dukungan partai," ucapnya.
Sementara, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebutkan, sifat survei elektabilitas masih amat dinamis. Pasalnya, Pilpres 2024 masih sangat jauh. "Survei sifatnya dinamis, bisa saja berubah. Dulu, nama Prabowo paling unggul. Sekarang justru Ganjar berada di posisi terdepan dari segi keterpilihan," jelas Adi.
Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing melihat, sosok pemimpin daerah, khusus gubernur, memiliki kans baik di Pilpres. Hal ini seperti terlihat pada Presiden Jokowi di Pilpres 2014.
"Sebaiknya setiap partai politik memiliki kader terbaiknya sejak dini sehingga masyarakat dapat menilai rekam jejaknya dalam menjalankan tugas secara leluasa dan tidak mengumumkan di menit-menit terakhir," jelas Emrus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq