Ketua Umum Partai Nasional Demokrat, Surya Paloh, mengatakan bahwa banyaknya jumlah parpol di Indonesia menyebabkan pembangunan nasional tidak terkonsolidasikan dengan baik.
"Sejarah refomarsi mencatatkan, dari jumlah 3 parpol hasil penyederhanaan berubah menjadi 100 parpol," terangnya dalam Pidato Kebangsaan Ketua Umum Partai Politik, Memperingati 50 Tahun CSIS Indonesia, Senin (23/8/2021).
Baca Juga: Ketum Nasdem Surya Paloh: Tanya Dulu ke Rakyat, Perlu atau Tidak?
Surya mengatakan, rezim Orde Baru menghasilkan penyederhanaan 3 parpol, yakni Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Demokrasi Indonesia. Penyederhanaan juga terjadi di Amerika Serikat yang hanya terdapat dua partai besar, yakni Partai Demokrat dan Partai Republik.
"Ketika ada rencana penyederhanaan parpol, yang ada dalam pikiran rakyat rezim Orde Baru diidentikan tidak baik," katanya.
Karena itu, sejak 2014, Surya Paloh bersikukuh menggalang dukungan kepada parpol lainnya dengan menaikkan batas ambang parlementary treshhold yang menjadi 7 persen. Perjuangan tersebut, menurutnya, terus dilaukan hingga 2024 mendatang agar lebih efektif dan efisien.
Bagi Surya Paloh, kepentingan partai politik harus kembali untuk rakyat dan negara. Dia menentang kepentingan partai politik hanya kembali untuk keuntungan partai politik.
"Lebih bagus bila Nasdem tidak masuk ke parlemen, tapi Indonesia lebih hebat. Kita harus mengupayakan penyederhanaan parpol dengan penyeleksian. Nah, ini yang kita perjuangkan sampai sekarang," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: