Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bahaya! Pengamat Tiba-Tiba Teriak Bahaya... Pertemuan PDIP-Gerindra Sangat Bahaya!

        Bahaya! Pengamat Tiba-Tiba Teriak Bahaya... Pertemuan PDIP-Gerindra Sangat Bahaya! Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik Ujang Komarudin menilai pertemuan elite PDI-P dan Partai Gerindra, Selasa (24/8) kemarin, sangat berbahaya jika membahas tiga hal yang dianggap bahaya.

        Menurutnya, pertemuan dianggap berbahaya jika kedua partai politik besar tersebut membahas soal Amandemen Terbatas UU 1945, diunggurnya Pilpres 2024, hingga penambahan masa jabatan Presiden. Baca Juga: PDIP-Gerindra Bertemu, Memundurkan Pilpres ke 2027 Juga jadi Pembahasan

        “Ini tentu sangat berbahaya. Jika membahas tiga hal tersebut karena rakyat bisa marah,” cetusnya, seperti dilansir Pojoksatu.id, Rabu (25/8/2021).

        Lanjutnya, ia menilai bahwa di saat kondisi seperti ini, yang dibutuhkan rakyat adalah pekerjaan dan amakan, bukan tiga wacana tersebut. Baca Juga: Sekjen PDIP Sindir Pemilu 2009 Halalkan Segala Cara, Demokrat Beri Jawaban Pedas

        “Rakyat tak butuh amandemen penambahan masa jabatan presiden atau Pilpres diundur 2027, rakyat itu butuh pekerjaan dan makan,” tuturnya.

        Karena hal itu, pihaknya khawatir elite politik terus memainkan isu tersebut.

        “Saya khawatir rakyat marah. Dan ini akan berbahaya dan bisa chaos,” tandas dia.

        Sebelumnya, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku pertemuan partainya tidak membahas soal persiapan Pilpres 2024.

        Bahkan, Hasto mengaku pertemuan kedua parpol ini mengingatkan nostalgia koalisi PDIP dan Gerindra dalam Pilpres 2009 yang mengurusng Megawati-Prabowo sebagai pasangan capres cawapres.

        Kemudian, ia pun menyinggung kecurangan Pemilu 2009 yang dirasakan oleh koalisi ini.

        “Ternyata kita bisa melihat ketika itu dimana demokrasi menghalalkan segala cara dengan manipulasi DPT, demokrasi dengan menjadikan beberapa elemen KPU sebagai pengurus partai, demokrasi menggunakan bansos sebagai politik elektoral, dan demokrasi menggunakan hukum aparat sebagai alat untuk memenangkan pemilu; itu menjadi evaluasi bersama dari kedua partai,” kata Hasto.

        Selain itu, ia mengatakan kedua Parpol tersebut sepakat untuk saling menguatkan gotong royong kebangsaan membantu Pemerintah dan masyarakat menghadapi pandemi Covid-19.

        “Bahwa kedua partai politik, PDI Perjuangan dan Gerindra, Gerindra dan PDI Perjuangan sama-sama menyadari peran pentingnya sebagai parpol yang mengusung pemerintahan Pak Jokowi – Ma’ruf Amin, dan di dalam diskusi tadi kami banyak membahas bagaimana dukungan tersebut dapat diimplementasikan melalui gotong royong nasional untuk membantu seluruh rakyat Indonesia di dalam mengatasi pandemi Covid-19 tersebut,” kata Hasto.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: