Krisis Ekonomi Buat Pria Ini Ter-PHK, Siapa Sangka Kini Sukses Usaha Bengkel
Dua tahun sudah pandemi Covid 19 ada di Indonesia. Selain permasalahan krisis kesehatan, hal ini juga berdampak pada krisis ekonomi dan krisis ketenagakerjaan. Salah satu yang terdampak adalah laki-laki berusia 32 tahun kelahiran Solo, ia terpaksa meninggalkan perusahaan tempat ia bekerja dan berailh profesi menjadi spesialis bengkel.
Nama dia Rudy, mantan pegawai IT yang di-PHK karena krisis saat pandemi mengharuskan ia keluar dari perusahaan dan meneruskan usaha orang tua. Untungnya, jalan ini ternyata menjadi titik balik bagi Rudy untuk fokus meneruskan usaha tersebut dan mengubahnya menjadi sumber pendapatan di tengah pandemi.
Baca Juga: Nasib Perusahaan Milik Suami Puan Maharani: Omzet Amblas, Keuntungan Melonjak Drastis 668%
Setelah dirumahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja pada awal 2020 lalu, Rudy beralih profesi di bidang bengkel spesialis bongkar mesin motor di wilayah Cipete, Jakarta Selatan. Menjalankan usaha bengkel tentu menjadi hal yang baru untuk lelaki asal Solo tersebut karena sebelumnya ia hanya memiliki pengalaman dan latar belakang pendidikan di bidang IT.
"Saya terjun dalam usaha orang tua dengan bekal pemahaman menjalankan bisnis yang masih sangat minim," kata Rudy.
Meski dengan bekal yang minim, Rudy memanfaatkan ilmu serta pemahamannya dengan mengembangkan usaha orang tuanya agar lebih baik dan efisien. Untuk memaksimalkan usaha tersebut, Rudy memikirkan cara bagaimana menerapkan digitalisasi terhadap usahanya ini.
"Karena ilmu saya adanya di IT, saya langsung berpikir bagaimana caranya menerapkan digitalisasi dalam operasional harian usaha ini. Saya menemukan bahwa kendala dalam menjalankan bisnis otomotif seperti bengkel ini adalah jarangnya melakukan pencatatan, baik untuk stok barang maupun cash flow," ujar Rudy.
Selain menawarkan layanan perbaikan kendaraan, menyediakan stok beberapa sparepart juga hal yang lumrah bagi usaha bengkel guna melengkapi kebutuhan penggantian sparepart kendaraan yang rusak. Rudy lantas melihat pencatatan digital bagi inventori usaha bengkel sangat diperlukan untuk dapat merekam data kulakan dari distributor.
Lelaki lulusan AMIKOM Solo ini pun mencoba aplikasi pencatatan keuangan BukuKas pada pertengahan Juli 2020. Sejak itu, Rudy mengubah semua administrasi usahanya dari mulai keuangan, stok barang, dan lain-lain dalam satu aplikasi. Perubahan bisnisnya pun mulai terasa.
"Kehadiran aplikasi pencatatan keuangan benar-benar memudahkan saya dalam bekerja. Meskipun tangan berlumuran oli, pencatatan bisa secara praktis dilakukan karena hanya lewat ponsel, saya bisa langsung mencatat segala pengeluaran agar tidak lupa. Untuk laporan ke bapak setiap minggu pun bisa dengan mudah dilakukan karena cukup buka aplikasi, bapak bisa memantau semua pekerjaan saya," ungkap Rudy.
Untuk meningkatkan penjualan di tengah pandemi, Rudy turut memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan beberapa sparepart hasil dagangannya demi menjangkau pembeli secara luas. Lewat upayanya tersebut, Rudy mampu membuat usaha ayahnya perlahan bangkit. Penjualan melalui pemanfaatan teknologi tersebut mampu menambah penghasilan Rudy hingga 6%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: