Tanpa Pemulihan Ekonomi, Afghanistan bakal Terus Menjadi Negara Gagal
Afghanistan adalah salah satu negara yang kerap dilanda perang. Itu terjadi karena adanya intervensi oleh berbagai negara seperti Inggris (1839-1919), Uni Soviet (1979-1989), dan tentunya AS pada 2001-2021. Riwayat militer tersebut dinilai menjadikan Afghanistan sebagai negara gagal.
Perang mengakibatkan kerugian besar pada Pihak Afghanistan. Penderitaan terjadi di mana-mana di seluruh penjuru negara, sehingga 50% warganya hidup di bawah garis kemiskinan.
Baca Juga: Taliban Nyalakan Lampu Hijau untuk Penerbangan Domestik Afghanistan
"Sekitar 5,5 juta penduduknya mengalami perasaan tidak aman mengenai makanan (food insecurity), defisit neraca perdagangan mencapai sekitar 30%, dan ketergantungan dana bantuan luar negeri hingga 80%," kata Muhammad Zulfikar Rakhmat, Peneliti INDEF/Dosen UII, dalam diskusi publik dengan tema “Masa Depan dan Kesinambungan Failed State Afghanistan,” Jumat (3/9/2021).
Bukan cuma itu, PDB (produk domestik bruto) Afghanistan berada di urutan 213 dari 228 negara, sedangkan peringkat utang publik ada di posisi 202 dari 228 negara. Sementara kredit sektor swasta hanya mencapai 3% dari PDB, namun belanja keamanan mencapai 28% dari PDB pada 2019.
Melihat kondisi Afghanistan yang sedang terpuruk, China dengan cepat merapat ke pihak Taliban yang berkuasa. Negeri Tirai Bambu berambisi mewujudkan jalur OBOR melintasi Afghanistan via Asia Tengah, Eropa Timur dan Eropa Barat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto