Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penghargaan dari Perpusnas untuk Penulis Buku dan Musisi Terbaik

        Penghargaan dari Perpusnas untuk Penulis Buku dan Musisi Terbaik Kredit Foto: Perpustakaan Nasional
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI memberikan penghargaan untuk penulis buku terbaik dan musisi/kontributor karya rekam audio terbaik. Terdapat enam subjek buku yang dinilai, yakni Agribisnis, Covid-19, Investasi, Media Sosial, Pantun Indonesia, dan Pembelajaran Jarak Jauh. Dari setiap subjek dipilih enam buku terbaik.

        Untuk subjek Agribisnis terbaik pertama diraih buku berjudul Kupas Tuntas Budidaya Belut karya Cahyo Saparinto dan Fajar Junariyata. Sementara, subjek Covid-19 diraih buku berjudul Anti Panik! Buku Panduan Virus Corona karya Jaka Pradipta dan Ahmad Muslim Nazaruddin. Untuk subjek investasi terbaik pertama, diraih buku berjudul Who Wants to be a Smart Investor karya Lukas Setia Atmaja.

        Baca Juga: Kepala Perpustakaan Nasional Kenalkan Program Perpusnas di Forum Internasional

        Buku berjudul Menggali Pundi-Pundi Lewat Tren Sosial Media meraih terbaik pertama di subjek Media Sosial, dan subjek Pantun Indonesia terbaik pertama diraih buku berjudul Semakin Santun karena Berpantun karya Achmad Fachrodji. Subjek Pembelajaran Jarak Jauh terbaik pertama diraih buku berjudul Implementasi Social Presence dalam Bimbingan Online-dalam Konteks Perspektif Komunikasi Personal, Interpersonal, dan Impersonal karya Mudafiatun Isriyah dan Richardus Eko Indrajit.

        Berbeda dari tahun sebelumnya, pada tahun ini diberikan penghargaan untuk para musisi (kontributor, pencipta, maupun penyanyi) karya rekam audio. Tema yang diangkat adalah Musik Tradisional Indonesia. Dewan juri memilih lima musisi/kontributor dari lima provinsi di Indonesia.

        Karya rekam audio terbaik dari Jawa Barat diraih oleh kontributor: Sambasunda dengan judul "Kembang Gadung", sementara dari Jawa Tengah diraih penyanyi Bram Titaley dengan lagu "Keroncong Telomoyo".

        "Si Mulih Karaben (Yang Pulang Sore Hari, Those Who Return Home at Sundown)" dengan pencipta Diaga Deparid dan penyanyi Sri Malem br. Bangun terpilih sebagai audio terbaik dari Sumatera Utara. Audio terbaik dari Kalimantan Tengah diraih oleh kontributor Central Kalimantan Art Delegation dengan judul "Tari Potoka Ponyang (Kalimantan Tengah)", dan audio terbaik dari Jawa Timur diraih Jamhari, pencipta lagu "Terra' Pajjer, Poteh Temor".

        Salah satu pemenang buku terbaik, Mudafiatun Isriyah, menjelaskan, karya yang ditulisnya bersama Richardus Eko Indrajit merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat untuk pembelajaran jarak jauh. Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor, termasuk pendidikan. Pemberlakukan physical distancing menjadi dasar pelaksanaan pembelajaran dari rumah.

        "Untuk kalangan tertentu perubahan ini tidak mudah, perlu ada beberapa cara untuk memunculkan adanya interaksi. Buku ini dibuat agar pembaca memahami tentang social presence pada saat belajar online," ujarnya.

        Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas Ofy Sofiana mengatakan, pemberian penghargaan merupakan wujud apresiasi kepada para pelaksana serah yang telah aktif melaksanakan kewajiban serah simpan, sekaligus penghargaan untuk penulis buku dan para musisi atau kontributor karya rekam audio.

        Penghargaan kepada penulis buku diharapkan dapat menjadi motivasi agar konsisten menghasilkan karya berkualitas. "Karena sejatinya, para penulis adalah pahlawan literasi bangsa. Begitu juga dengan para musisi yang berkreasi melalui karya musik tradisional, punya peran penting dalam melestarikan budaya bangsa," ungkapnya dalam Pekan Penghargaan Tahun 2021 yang diselenggarakan secara hybrid pada Jumat (10/9/2021).

        Pemberian penghargaan buku terbaik maupun karya audio terbaik berdasarkan karya cetak dan karya rekam yang telah diserahkan oleh penerbit dan produsen karya rekam untuk disimpan di Perpusnas. Ini sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR).

        Perpusnas mencatat, selama empat tahun terakhir, yakni sejak 2018 hingga 2021 (per Juli 2021) telah terhimpun karya cetak sejumlah 499.228 judul dengan 1.494.119 eksemplar, karya rekam analog sejumlah 22.518 judul dengan 27.800 kopi, dan 572.010 judul karya rekam digital.

        Pekan Penghargaan Tahun 2021 untuk pelaksana serah KCKR berlangsung selama dua hari pada 10 dan 13 September 2021. Pada 13 September 2021 mendatang, Perpusnas akan memberikan penghargaan untuk 30 pelaksana aktif serah simpan karya dan karya rekam berdasarkan sepuluh jenis koleksi terbitan/publikasi, yaitu atlas/peta, buku/monograf, buletin, majalah, grey literature, jurnal, laporan, surat kabar, tabloid, dan karya rekam analog. Selain itu, diselenggarakan gelar wicara dengan tema Budaya dalam Karya.

        Proses penilaian buku dan karya rekam audio terbaik dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2021 oleh 35 dewan juri yang terdiri dari akademisi, praktisi, pakar perpustakaan, pakar kebahasaan, dan pustakawan ahli Perpusnas. Seluruh karya terbaik mendapatkan uang pembinaan, plakat, dan piagam penghargaan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: