Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tahan Pandemi, Sektor Properti Layak Jadi Tumpuan Pemulihan Ekonomi

        Tahan Pandemi, Sektor Properti Layak Jadi Tumpuan Pemulihan Ekonomi Kredit Foto: WE
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sektor properti dinilai layak menjadi salah satu motor penggerak Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tengah tekanan pandemi Covid-19 yang belum usai. Pasalnya, sektor ini mampu membangkitkan 174 sektor dan 350 UMKM yang bernaung di sektor properti.

        Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk/ BTN Haru Koesmahargyo mengakui, potensi sektor perumahan memang sangat besar untuk bertumbuh. Apalagi sektor ini juga memiliki daya tahan yang kuat menghadapi tekanan pandemi Covid-19.

        "Memang ini sektor yang menurut saya sangat kuat dan stabil karena satu hal yang menjadi isu penting saat ini perannya dalam membangun sektor ekonomi kita dan bisa mengerek sektor-sektor yang lain. Jadi, selain padat karya walaupun padat modal juga, dan tentu dukungan kepada pemerintah (seperti pajak) juga sangat besar," ujar Haru dalam webinar Warta Ekonomi yang bertajuk Sinergi Ekosistem Sektor Perumahan di Era Pandemi Covid-19 di Jakarta, Kamis (29/7/2021).

        Haru mencontohkan, kuatnya daya tahan sektor properti dapat dilihat dari permintaan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) yang tetap tumbuh positif dan bergairah di masa pandemi.

        Baca Juga: Sektor Properti Dinilai Jadi Pilihan Investasi Paling Tepat untuk Situasi seperti Pandemi

        "Pertumbuhan kredit perbankan sampai dengan kuartal II 2021 tumbuh 0,4%, itu sudah bagus tapi kalau lihat pertumbuhan kredit nasional itu saya yakin disumbangkan sektor KPR yang tumbuh 7,2%. Sektor perumahan ini salah satu komponen pertumbuhan kredit yang masih tetap tumbuh positif," paparnya.

        Besarnya potensi dan kuatnya daya tahan sektor properti juga diakui pemerintah. Makanya pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan regulator terkait tak segan-segan mengguyurkan stimulus.

        Sebut saja pelonggaran rasio loan to value/financing to value (LTV/FTV) kredit/pembiayaan properti menjadi paling tinggi 100 persen untuk semua jenis properti alias uang muka 0 persen. Stimulus terakhir yang dikucurkan pemerintah adalah dengan memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas pembelian rumah tapak dan rumah susun.

        Selain itu, pemerintah dalam RPJMN 2020-2024 juga menargetkan untuk bisa meningkatkan rasio rumah tangga yang menghuni rumah layak dari 56,3% menjadi 70% di tahun 2024. Untuk itu, program 1 juta rumah dan KPR Subsidi terus digencarkan pemerintah. Dan BTN sendiri ditugaskan untuk menyalurkan KPR subsidi sebanyak 86 ribu unit dari total 157 ribu unit KPR subsidi.

        "Kami pun mensyaratkan rumah-rumah yang kami biayai memenuhi standar bangunan dan lingkungan yang sehat," tukasnya.

        Baca Juga: Punya Modal ini, BTN Optimistis Target Akhir Tahun Tercapai

        Adapun terkait ekosistem sektor properti, BTN punya pangsa pasar yang jumbo khususnya di segmen KPR. "Market share BTN paling besar yakni 41% dan market share KPR subsidi 87%, dan kita terus berbenah untuk memberikan pelayanan lebih bagus dan mendeliver lebih cepat dengan cara mensentralisasi proses," tuturnya.

        Hingga semester I 2021, BTN mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar 5,59% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp251,83 triliun menjadi Rp265,9 triliun. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang tercatat hanya tumbuh 0,45% yoy per Juni 2021.

        KPR Subsidi masih menjadi motor utama penggerak penyaluran kredit Bank BTN dengan kenaikan sebesar 11,17% yoy menjadi Rp126,29 triliun per semester I 2021. KPR Non-subsidi juga tumbuh perlahan di level 0,90% yoy menjadi Rp80,59 triliun. Kredit konsumer non-perumahan juga tercatat meningkat di level 17,47% yoy menjadi Rp5,43 triliun per Juni 2021.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: