Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anak Usaha Surge Raih Pembiayaan 256,5 Miliar Rupiah dari BNI

        Anak Usaha Surge Raih Pembiayaan 256,5 Miliar Rupiah dari BNI Kredit Foto: Surge
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE) atau Weave, anak usaha dari perusahaan konektivitas infrastruktur digital PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (IDX: WIFI) atau Surge, bersama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (IDX: BBNI) atau BNI baru saja merampungkan pembiayaan kredit untuk proyek infrastruktur jaringan serat optik di Pulau Jawa. Weave memperoleh kredit dengan nilai fasilitas maksimal sejumlah Rp256,5 Miliar atau sebesar 63% dari nilai proyek, dimana total biaya proyek diasumsikan sebesar Rp. 407,2 Miliar.

        Weave mendapatkan bunga 9,5% dengan jangka waktu 90 Bulan termasuk grace period 12 bulan. Pinjaman ini nantinya akan digunakan untuk pembangunan tahap selanjutnya serat optik sepanjang rel kereta api di berbagai lokasi seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta hingga Jawa Timur.

        Baca Juga: Pluang Berhasil Kantongi Pendanaan Lagi, Nilainya Capai US$35 Juta

        CEO Surge, Hermansjah Haryono sangat berterimakasih atas kepercayaan yang diberikan oleh bank sekaliber BNI untuk proses penggelaran serat optik dari Weave. Dukungan ini tentunya dapat mendorong akselerasi pengerjaan proyek ini khususnya di kabupaten maupun kota tier-2 dan tier-3 yang belum memiliki akses internet berkualitas dan terjangkau.

        "Kami juga optimis rencana untuk penyelesaian keseluruhan jaringan sepanjang 2800 km ini dapat kami akselerasi sampai akhir tahun 2021. Selain menghadirkan koneksi internet yang berkualitas namun terjangkau bagi masyarakat dan pelaku UMKM, dari sisi bisnis kami sangat terbuka untuk kolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki kesamaan misi untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia.“ 

        Surge melalui Weave telah memulai pembangunan serat optik 144 core di sepanjang rel kereta api milik PT KAI sepanjang 2.800 km, atau lebih dari 500 stasiun yang terletak di 9 daerah operasional PT KAI, sejak akhir 2019. Pengembangan ini didesain untuk meningkatkan jaringan infrastruktur data yang sangat cepat, stabil dengan latency yang rendah di pulau Jawa yang dapat memfasilitasi konektivitas internet dengan kapasitas bandwidth sangat besar.

        Dengan keberadaan lebih dari potensi ribuan Point of Presence yang tersebar di seluruh stasiun kereta api dan fasilitas lainnya di Pulau Jawa, Weave dapat meningkatkan kualitas pelayanan langsung para partner bisnis kepada pengguna dan masyarakat di kota-kota sekitar jalur rel kereta api tersebut.

        Per September perseroan sedang merampungkan finalisasi tahap awal penggelaran jaringan serat optik di ruas Jakarta - Cikarang - Bandung maupun Jakarta - Bogor. Penggelaran di sepanjang 180 km ini ditargetkan rampung pada akhir September 2021.

        Baru-baru ini Weave secara resmi menggandeng perusahaan infrastruktur telekomunikasi PT Prasetia Dwidharma dan perusahaan infrastruktur perkeretaapian PT Sarida Utama yang tergabung dalam Konsorsium Prasetia dan Sarida untuk hadir sebagai partner proyek pada fase penggelaran jaringan serat optik Weave secara keseluruhan, pada ruas-ruas Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, hingga Jawa Timur. 

        Hermansjah menambahkan optimis rencana untuk penyelesaian keseluruhan jaringa

        n sepanjang 2800 km ini dapat  akselerasi sampai akhir tahun 2021. "Hal ini kami tempuh dengan berbagai strategi, pertama keunggulan penggelaran serat optik sepanjang rel kereta di lahan yang dimiliki sepenuhnya oleh PT KAI cenderung lebih cepat pengerjaannya dan lebih bebas gangguan dibandingkan dengan penggelaran  serat optik di samping jalan provinsi atau jalan kabupaten."

        "Kedua, belajar dari periode pembatasan kegiatan masyarakat sebelumnya, kami telah memitigasi hal ini dengan menambahkan fase proyek hingga meningkatkan efektifitas human resources sehingga pengerjaannya dapat lebih efisien juga efektif. Kepercayaan dan dukungan penuh dari BNI ini tentunya akan semakin memaksimalkan proses penggelaran ini untuk dapat selesai sesuai rencana awal, yang secara paralel akan mempercepat transformasi digital para UMKM dan startup maupun pemerataan ekonomi digital di Indonesia.”

        Layanan Surge sebelumnya yang telah dapat dinikmati masyarakat luas adalah layanan wifi gratis di fasilitas commuter line Jabodetabek dan stasiun kereta api, media kreatif Linikini, serta berbagai aplikasi menarik untuk loyalty program, delivery makanan, konsultasi pertanian hingga marketplace asuransi mikro.

        Perseroan kini juga dalam tahap pengerjaan teknologi berbasis aplikasi secara bertahap untuk sektor retail, logistik, gaya hidup, kesehatan, layanan publik, media & hiburan (entertainment) dan lain sebagainya. Pengembangan infrastruktur digital seperti jaringan serat optik ini akan diharapkan dapat memaksimalkan manfaat maupun memberikan nilai tambah bagi media periklanan maupun pengembangan teknologi berbasis aplikasi. 

        “Proses komersialisasi serat optik Weave pada wilayah yang sudah terbangun juga terus berjalan bersamaan dengan proses penggelaran, dengan beberapa model seperti penyewaan dark fiber, kerjasama dengan ISP (internet service provider) lokal, penyewaan colocation data center, iklan dari free Wi-Fi, dan sinergi serta kolaborasi antar produk dalam ekosistem Surge. Baru-baru ini juga kami menandatangani MoU terkait kolaborasi bersama Lintasarta dan Trans Hybrid Communication untuk pemanfaatan jaringan serat optik ini bagi layanan korporasi dan ISP mereka. Untuk itu, sebagai kolaborator, kami mengajak para mitra ISP lokal, pemilik bisnis data center, dan pelaku bisnis di bidang telekomunikasi dan internet di daerah untuk bersama-sama merasakan nilai tambah dari konektivitas tinggi dan berkualitas dari Surge.“ tutup Hermansjah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: