Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Refly Harun Bilang Letjen Dudung Paham Keinginan Istana dan BPIP: Dudung Memainkan Psikologis Itu

        Refly Harun Bilang Letjen Dudung Paham Keinginan Istana dan BPIP: Dudung Memainkan Psikologis Itu Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
        Warta Ekonomi -

        Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun buka suara terkait pernyataan Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman soal fanatisme berlebihan terhadap agama karena semua agama itu benar di mata Tuhan.

        Hal tersebut diungkapkan pengamat sosial dan politik itu dalam video yang tayang di kanal YouTube Refly Harun.

        Baca Juga: Alamak! Refly Harun Makin Beringas, Mari... Kita Rapatkan Barisan!

        Refly Harun mengungkapkan, bahwa pernyataan Dudung itu harus diletakan dalam konteks politik, bukan sebagai akidah atau ajaran. Pasalnya, Dudung merupakan sosok jenderal yang tahu betul sikap yang dibutuhkan pihak Istana.

        "Jadi kalau mau dekat dengan pemerintah, maka anda bisa memilih statement mana yang mau didengarkan pemerintah saat ini. Dudung tahu betul pernyataan mana yang mau didengar pemerintah saat ini," jelas Refly Harun.

        Baca Juga: Denny Siregar Bilang Enggak Heran Letjen Dudung Diserang: Gara-Gara FPI dan Habib Rizieq...

        "Jadi dia mengatakan semua agama sama, maka itulah yang ingin didengarkan lingkar Istana, BPIP. Dudung tahu betul memainkan psikologis itu," sambungnya.

        Menurut Refly Harun, pernyataan Dudung memang sesuai konteks politik yang sesuai dengan posisi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dan itu akan bertentangan dengan sebagian kelompok Islam yang tidak masuk dalam struktural pemerintahan. Misalnya, PA 212, FPI, GNPF Ulama atau kelompok lainnya.

        Kelompok-kelompok yang mengambil jarak dengan pemerintahan ini dianggap fanatik, tidak pro NKRI, tidak Pancasilais, dan radikal.

        "Jadi ada yang diakomodir ada yang dimusuhi, bahkan jadi objek sasaran dihina, dicaci bahkan dipenjara seperti Habib Rizieq. Maka yang terjadi adalah tidak ada persatuan. Pemerintah jadi faktor membelah umat Islam," ungkap Refly Harun.

        Oleh sebab itu, pernyataan yang dikeluarkan Dudung dekat dengan narasi yang dibangun oleh Istana. Indikasi kedekatan Dudung dan Istana dapat dilihat dari beberapa peristiwa yang menghebohkan Tanah air.

        Di antaranya, penurunan baliho Rizieq Shihab hingga hadir dalam rilis kasus pembunuhan 6 laskar FPI.

        "Jadi ini soal jenderal yang loyal dan dicap jenderal merah putih, yang tidak fanatik dan pro Pancasila. Dengan politik itu ganjarannya sudah dapat (Dudung naik pangkat jadi Pangkostrad). Padahal dalam masa seperti itu tidak ada prestasi lain selain turunkan baliho, menantang perang FPI dan Rizieq Shihab," beber Refly Harun.

        Baca Juga: PA 212 Masih Belum Terima dengan Klarifikasi Letjen Dudung: Saya Sarankan Minta Maaf secara Terbuka

        "Jadi kalau mau dekat dengan pemerintah, maka Anda bisa memilih statement mana yang mau didengarkan pemerintah saat ini," lanjutnya.

        Baca Juga: PA 212 Angkat Bicara Soal Letjen Dudung Abdurachman, Perlu Banyak Baca Pak

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: