Tak Muda Lagi, Jeff Bezos Danai Startup Hidup Abadi untuk Habiskan Uangnya yang Tak Berseri
Orang terkaya di dunia, Jeff Bezos hari ini telah berusia 57 tahun. Tampaknya ia menyadari bahwa dia tidak akan memiliki cukup waktu di Bumi untuk menghabiskan seluruh kekayaannya senilai USD200 miliar (Rp2.852 triliun). Bahkan bahan bakar roket dan impian ke luar angkasa saja tidak cukup untuk membersihkan rekeningnya.
Karena itulah, ia menciptakan startup dengan sesama miliarder, Yuri Milner dari Rusia untuk memperbaiki kerusakan akibat penuaan. Alih-alih menyuntikkan diri mereka sendiri dengan botox, mereka menyuntikkan jutaan dolar ke Altos Labs, merekrut beberapa ilmuwan terbaik di dunia untuk menemukan formula awet muda.
Baca Juga: Ucapkan Selamat ke Elon Musk, Kirain Jeff Bezos Tulus, Ternyata Cuma Copas!
Namun, sangat disayangkan bahwa penelitian ini didasarkan pada uang bukan ilmu pengetahun. Ini karena penyakit paling serius yang dihadapi dunia adalah usia tua itu sendiri.
Institut medis sendiri bahkan lebih peduli dengan kanker, penyakit mental, multiple sclerosis, AIDS, cystic fibrosis atau bahkan Covid-19. Karena itu, dilansir dari El Pais di Jakarta, Senin (20/9/21) usia tua bukanlah penyakit yang harus diberantas bagi banyak orang. Bezos tahu bahwa sains telah berhasil meremajakan tikus tua, sehingga ia pun berharap untuk terus awet muda.
Klausa lain juga ditulis dalam cetakan kecil: Mempertahankan hidup adalah urusan semua orang, tetapi peremajaan adalah urusan pribadi. Baik itu implan gigi, transplantasi rambut, botox, asam hialuronat, atau pil peremajaan yang ingin dijual Bezos di Amazon sehingga menjadi bisa menjadi urusan orang miskin.
Yang Bezos inginkan adalah bukan menyamarkan penuaan, tetapi benar-benar menghilangkannya.
"Jika Anda harus mati, Anda harus, tetapi Anda harus benar-benar miskin untuk mati karena penyakit usia tua yang memalukan. Jika perusahaan Bezos berhasil, kami akan mencapai dua hal: stigma usia tua akan semakin buruk dan orang miskin akan paling menderita karenanya." tulis laman tersebut.
Bezos percaya bahwa kehidupan terdiri dari unit waktu, dan ia yakin bahwa waktu manusia identik dengan uang. Oleh karena itu, bukan keabadian yang dikejar perusahaannya, tetapi keadilan. Keadilan bagi semua orang yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk menghasilkan uang, menghasilkan kekayaan dan menjadi produktif.
Orang-orang seperti dirinyalah yang berhak untuk menikmati diri mereka sendiri, menghabiskan apa yang telah mereka peroleh, untuk akhirnya menemukan makna dalam hidup.
Padahal, hidup bukan tentang apa yang dia kejar. Di dunia tempat dia tinggal, semua orang sangat terobsesi dengan ide yang sama sehingga tidak terpikir oleh mereka untuk berpikir dengan cara lain. Tak aneh salah satu pendiri Google, Larry Page bekerja keras di Calico Labs, sebuah perusahaan dengan tujuan serupa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: