Koordinator Indonesia Corruption Research (ICR) Astri Wulandari blak-blakan menguak temuan tentang pandangan perempuan terhadap kasus korupsi di Indonesia.
Menurut survei dari ICR, ingin melihat peran dan pengetahuan wanita tentang peranan KPK mengusut kasus korupsi. Baca Juga: KPK Siap Eksekusi Anak Buah Mantan Mensos Juliari Batubara Ke Penjara
"Riset ini berusaha untuk mengetahui bagaimana peran perempuan dalam gerakan dan pendidikan antikorupsi," jelas Astri Wulandari saat webinar Diorama (Diskusi Korupsi dan Demokrasi), Rabu (29/9).
Menurut Astri Wulandari, pendidikan terhadap antikorupsi harus terjadi, bahkan mulai dari keluarga terdekat.
Sebab, menurutnya, temuan riset terhadap perspektif perempuan cukup mencengangkan mengenai masalah korupsi. Baca Juga: Jokowi Dituding jadi Dalang Pelemahan KPK
"Jadi, peran perempuan dalam gerakan dan pendidikan antikorupsi, terutama di lingkungan sekitar, mulai dari keluarga, kerja, hingga masyarakat yang lebih jelas," ungkapnya.
Dalam temuan riset tersebut, perempuan dari 34 provinsi di Indonesia cukup responsif terkait masalah korupsi.
Menariknya, terdapat responden yang menerima gratifikasi dan tidak melaporkannya sebesar 5,6 persen.
Selain itu, 2,7 persen wanita pernah menerima suap dan 4,9 persen sempat melakukan pungutan liar.
Sebagaimana diketahui, ICR melakukan riset berkolaborasi dengan Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) bekerja sama dengan Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University Bandung.
Video heboh hari ini:
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil