5G Cybersecurity Training: Pentingnya Literasi Keamanan Siber di Kalangan Akademika
Era 5G menuntut semua pemangku kepentingan untuk bersiap dan mampu mengantisipasi tantangan serta peluang guna mengoptimalkan keunggulan teknologi yang dihadirkan. Salah satu isu yang digencarkan adalah tentang pentingnya literasi keamanan siber di semua kalangan, termasuk akademika.
Dengan itu Institut Teknologi Del (IT Del) menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta penyedia solusi teknologi, informasi dan komunikasi (TIK), Huawei. Pelatihan dan lokakarya sehari bertajuk ‘5G Cybersecurity Training’ yang diselenggarakan secara daring ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Baca Juga: Serangan Siber dari 3 Negara Bikin Jepang Meradang, Siapa Sih Aktornya?
Melalui pers rilis Rektor IT Del, Togar M Simatupang mengatakan, perekonomian Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dibandingkan negara-negara tetangga dan diproyeksikan akan terus meningkat. Namun, mengingat angka kekurangan talenta keamanan siber yang mencapai lebih dari 2 juta orang di kawasan Asia Pasifik, Indonesia tidak boleh terlena dengan pertumbuhannya sehingga melupakan hal tersebut.
“Peta okupasi yang diterbitkan oleh BSSN, serta peluncuran Huawei ASEAN Academy Engineering Institute di Jakarta pada awal tahun ini, dinilai sebagai bukti nyata kesadaran pemerintah dan industri terhadap peningkatan kapasitas SDM selain membangun infrastruktur teknologi yang mumpuni,” kata Togar Kamis (30/09).
Direktur Strategi Keamanan Siber dan Sandi BSSN Sulistyo, turut mengingatkan bahwa SDM di tingkat individu sekalipun memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keamanan negara. Oleh karena itu, dibutuhkan keahlian yang mumpuni, mentalitas yang tangguh, dan rasa tanggung jawab yang besar dalam diri masing-masing personel.
“Sesuai dengan arahan Strategi Nasional (Stranas) Keamanan Siber, sinergi quad-helix antara pihak pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan komunitas menjadi komponen utama dalam membangun ketahanan negara di ruang siber. Kami berterima kasih atas dukungan pihak swasta seperti Huawei yang juga turut andil dalam peningkatan kemampuan SDM Indonesia, khususnya di bidang keamanan siber lewat gelaran yang diadakan hari ini,” pungkasnya.
Syarbeni, Cyber Security and Privacy Protection Officer (CSPO) Huawei Indonesia, menyampaikan bahwa kepercayaan pada keamanan siber telah menjadi perhatian utama seluruh dunia seiring dengan dunia yang semakin lebih digital. Untuk itu, ia menekankan pentingnya pendekatan tanggung jawab bersama, serta diperlukannya mekanisme pengukuran keamanan siber yang terstandarisasi, efisien dan diakui secara global.
“Peluang yang dihadirkan teknologi masa depan seperti 5G, cloud dan AI diiringi pula dengan tantangannya tersendiri. Menghadapi berbagai tantangan tersebut tidak bisa dilakukan seorang diri. Diperlukan langkah bersama, dengan mengacu pada standar global seperti NESAS yang dikeluarkan oleh GSMA, untuk memastikan bahwa penilaian keamanan tidak hanya berdasarkan asumsi, namun berdasarkan fakta yang telah terverifikasi melalui metodologi yang telah diakui secara global,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: