Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kunjungan Wisata Magelang di Bawah Bayang-bayang Candi Borobudur

        Kunjungan Wisata Magelang di Bawah Bayang-bayang Candi Borobudur Kredit Foto: Bethriq Kindy Arrazy
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kriya Kayu Rik Rok atau yang lebih populer disebut dengan Rik Rok merupakan salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak dalam produksi kerajinan limbah kayu yang terkena dampak sejak terjadinya pandemi Covid-19 pada Maret 2020, dengan diterapkannya kebijakan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan (PPKM).

        Rik Rok terletak di Dusun Tinggal Kulon, Kelurahan Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Jaraknya hanya 1 km dari Candi Borobudur. Rik Rok merupakan sentra kerajinan yang sebagian besar menghasilkan kerajinan pensil hias atau biasa disebut pensil gaul yang dapat digunakan sebagai souvenir.

        Baca Juga: Berdayakan UMKM, OJK Keluarkan Beleid Baru Soal LKM

        Pemilik Rik Rok, Purwanto, mengungkapkan bahwa sejak pandemi Covid-19 dan pemerintah menerapkan kebijakan pengetatan mobilitas, dirinya terpaksa tidak bisa melanjutkan MoU wisata edukasi yang melibatkan tiga sekolah seperti SD Don Bosco, SMP Budi Mulya, dan SMA Assalam. Dari ketiga sekolah tersebut setidaknya masing-masing sekolah melibatkan sebanyak 100 pelajar untuk mengikuti wisata edukasi.

        "Nilai kerja sama dengan ketiga sekolah tersebut jumlah Rp40 juta. Mereka sudah memberikan deposito tapi akhirnya ditunda karena memaklumi. Depositonya tidak hilang, bila kondisinya sudah normal akan dipakai lagi," katanya kepada Warta Ekonomi akhir Agustus lalu.

        Dari ketiga sekolah tersebut, Purwanto menjelaskan kegiatan wisata edukasi di tempatnya dapat menampung sebanyak 100 orang yang dilakukan secara bergantian. Selain dapat membuat kerajinan pensil gaul, para pelajar juga dapat membuat alternatif kerajinan lainnya sepeti gerabah, batik sapu tangan, hingga batik topeng.

        Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan lainnya seperti ke balai konservasi, museum, Candi Borobudur, hingga keliling dapat menggunakan sepeda atau dengan menaiki andong menuju ke Desa Bahasa. Dengan paket wisata tersebut, setidaknya masing-masing pelajar dikenakan biaya sebesar Rp200 ribu hingga Rp250 ribu.

        Jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda, dalam sehari Rik Rok bisa menerima kunjungan sebanyak tiga hingga 12 kelompok. Hal tersebut juga berkaitan dengan lokasi Rik Rok yang hanya berjarak satu kilometer dari Candi Borobudur.

        Purwanto menyebutnya dengan istilah lungsuran atau wisatawan yang mendatangi Rik Rok setelah usai mengunjungi Candi Borobudur. Dengan lokasi yang begitu strategis tersebut, Rik Rok dapat menerima kunjungan wisatawan hingga malam hari atau 24 jam.

        "Di satu sisi efeknya Borobudur tutup kita kena dampak orang mau apa kalau tidak ke Borobudur, poinnya ke Borobudur kita dapat bonusnya. Tujuannya utamanya destinasi di Borobudur kami limpahannya. Kami tidak bisa menjadi magnet, Candi Borobudur yang memainkan peranan tersebut," katanya.

        Di masa tersebut, dalam sebulan Rik Rok dapat memproduksi sebanyak 1.000 hingga 10.000 buah pensil gaul dengan harga minimum Rp2.000. Disebut pensil gaul karena pada bagian ujung atas pensil tersemat boneka dengan menggunakan pakaian adat dari Sabang sampai Merauke yang jumlah sebanyak 70 jenis dan dapat dibuat sesuai pesanan.

        Selain pensil gaul, Rik Rok juga memproduksi pensil batik dan pensil biota laut sebanyak 7.500 buah. Kerajinan pensil gaul yang menjadi produk unggulan Rik Rok menjadi supplier di sejumlah sentra oleh-oleh ternama seperti Batik Keris dan Jogger di Provinsi Bali, termasuk menjadi penyuplai souvenir di hotel-hotel di sekitar kawasan Candi Borobudur.

        "Luasnya jangkauan distribusi pensil gaul yang kami produksi dalam sebulan memiliki omzet per bulan mencapai Rp20 juta," katanya.

        Kini, sejak penerapan kebijakan pengetatatan mobilitas masyarakat, melalui kebijakan terakhir PPKM Darurat pada awal Juli, Rik Rok mengurangi aktivitasnya secara signifikan dan tidak memproduksi pensil gaul dengan jumlah seperti biasanya. Dalam seminggu jumlah kunjungan ke Rik Rok hanya mencapai 2-3 kelompok dengan menghasilkan omzet sebulan hanya mencapai Rp1 juta.

        Sedikitnya jumlah kunjungan tersebut merupakan imbas dari ditutupnya wisata Candi Borobudur yang menjadi sentra wisata favorit di Kabupaten Magelang. Sebab, keberadaan Candi Borobudur dianggapnya memberikan keuntungan bagi objek wisata lainnya di sekitar Candi Borobudur, salah satunya Rik Rok.

        "Semoga PPKM dan Covid-19 cepat berlalu dengan harapan Covid dapat ditekan dengan vaksinasi dan prokes. Harapannya tidak hanya Borobudur juga lainnya bisa dibuka dengan normal lagi. Harapan kami semoga pandemi lekas berlalu dan pariwisata dapat normal lagi," harapnya.

        Warta Ekonomi sudah mencoba untuk menghubungi PT Taman Wisata Candi (TWC) sejak pertengahan Agustus lalu, namun hingga reportase ini dituliskan belum juga ada kabar kejelasan kesediaan direksi untuk meluangkan waktu menerima permohonan wawancara dari kami.

        Kunjungan Candi Borobudur Anjlok

        Vitalnya keberadaan Candi Borobudur bagi objek wisata dan UMKM di sekitarnya juga diakui oleh Slamet Ahmad Husein, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang.

        Candi Borobudur menempati peringkat pertama sebagai objek wisata unggulan di Kabupaten Magelang disusul objek wisata Ketepas dan Gunung Telomoyo. Adapun total objek wisata di Kabupaten Magelang berjumlah 210 objek wisata. Dari total keseluruhan tersebut terbagi dalam 81 objek wisata alam, 18 wisata budaya, 29 wisata buatan, 20 wisata religi, 29 wisata daya minat khusus, dan 59 desa wisata.

        "Saat Idul fitri, objek wisata pada tutup karena pada masa darurat. Sedangkan selama PPKM Darurat kami tidak bisa bergerak sama sekali karena termasuk restoran hanya dapat melayani layanan take away," ujarnya.

        Husein merinci jumlah kunjungan wisatawan di Candi Borobudur pada tahun 2020 sejak awal pandemi Covid-19 di Indonesia mencapai 1.456.289 wisatawan. Jumlah tersebut terdiri dari 1.418.608 wisatawan nusantara dan 37.681 wisatawan mancanegara.

        Jumlah kunjungan selama awal pandemi tersebut mengalami perbedaan jumlah yang signifikan jika dibandingkan pada tahun 2019 yang berjumlah 6.523.852 wisatawan yang terdiri dari 6.161.855 wisatawan nusantara dan 361.727 wisatawan mancanegara.

        Kini, per September 2021 jumlah kunjungan wisatawan hanya mencapai 544.608 wisatawan yang terdiri dari 544.106 wisatawan nusantara dan 502 wisatawan mancanegara.

        "Tahun 2020 sektor wisata menyerap 19 ribu orang, akhirnya setelah ada pembatasan sosial akibat kebijakan pengetatan mobilitas, banyak terjadi pemutusan hubungan kerja di sektor wisata," katanya.

        Dalam situasi tersebut, Husein tidak menampik sering menerima aspirasi pelaku wisata agar segera membuka seluruh objek wisata di Kabupaten Magelang. Meski demikian, Husein meresponsnya dengan memberikan pembekalan penerapan protokol kesehatan di area objek wisata seperti tentang kualitas pelayanan kebersihan, sanitasi, keamanan, keselamatan, hingga pengolahan sampah di lingkungan objek wisata.

        Selain itu, difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang dengan melibatkan unit kesehatan terdekat seperti puskesmas, setidaknya sudah sebanyak 1.900 pelaku wisata sudah menerima vaksin pertama dan kedua yang dilakukannya pada awal Agustus.

        "Memang belum 70 persen dari yang ditargetkan karena juga menunggu kiriman vaksin dari pusat. Mudah-mudahan dari awal September atau awal Oktober sudah siap dibuka dengan menyesuaikan level PPKM di masing-masing daerah," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: