Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito membandingkan pengalaman penanganan Covid-19 antara Indonesia dengan negara lain. Beberapa negara yang ia sebut mencakup India, Jepang, Vietnam, dan Turki.
Berdasarkan pengamatannya, Wiku menyimpulkan lonjakan kasus Covid-19 terjadi ketika aktivitas masyarakat mulai kembali normal.
Baca Juga: 5 Hari Pergelaran PON XX Papua 2021, 34 Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19
"Seperti yang terjadi di India, kenaikan kasus terjadi karena euforia keberhasilan negara dalam menurunkan kasus di lonjakan pertama, sehingga masyarakat cenderung merasa aman dan kembali beraktivitas tanpa menerapkan protokol kesehatan, utamanya dalam kegiatan agama dan politik," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/10/2021).
Euforia ini, lanjut Wiku, juga turut diiringi dengan laju vaksinasi yang cenderung menurun jika dibandingkan lonjakan kasus pertama di negara tersebut.
Hal serupa juga terlihat di Jepang. Negara Sakura itu mengalami lonjakan kasus ketiga setelah pelaksanaan Olympic Games 2020. "Meskipun pelaksanaan ajang olahraga tersebut sangat ketat prokesnya, namun hal ini mengubah kebiasaan masyarakat di mana masyarakat jadi lebih sering berkumpul, berpesta, nonton bareng pertandingan di kedai, resto, atau bar," paparnya.
Sama halnya dengan India, Wiku melihat Jepang juga masih memiliki cakupan vaksinasi yang terbilang rendah saat itu. Untuk itu, Pemerintah Jepang menerapkanĀ emergency lockdown tingkat nasional serta meningkatkan cakupan vaksinasi dan testing.
Kenaikan kasus akibat euforia juga terlihat di Vietnam. Wiku melihat adanya perilaku lengah kewaspadaan di kalangan warga Vietnam akibat rendahnya jumlah kasus Covid-19 selama 2020 dan awal 2021. Namun, hal ini memicu lengahnya protokol kesehatan oleh masyarakat sehingga kasus Covid-19 di Vietnam sempat menyentuh angka 16.083 kasus pada 26 Agustus lalu.
Sementara kenaikan kasus Covid-19 di Turki disebabkan oleh tradisi berkumpul pada hari raya serta pembukaan wisata bagi para turis. Situasi ini juga turut diiringi dengan rendahnya disiplin protokol kesehatan sehingga kasus mencapai 63.082 kasus pada 26 April 2021.
Melihat pengalaman negara lain, Wiku mengingatkan masyarakat untuk tidak bereuforia terkait turunnya kasus Covid-19 di Indonesia.
"Turunnya kasus Covid-19 tidak boleh menjadikan pemerintah dan masyarakat lengah. Prokes justru harus lebih disiplin diterapkan mengingat kegiatan masyarakat sudah mulai berjalan normal," ujarnya.
"Perlu pengawasan ketat pada pelaksanaan protokol kesehatan di setiap aktivitas masyarakat, terutama kegiatan-kegiatan yang berpotensi meningkatkan penularan seperti kegiatan keagamaan, wisata, kegiatan sosial dan ekonomi," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: