Indonesia mengajak negara-negara di kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur untuk bekerja sama memulihkan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi saat membuka Indonesia-Central & Eastern Europe (INACEE) Business Forum, Kamis (7/10/2021).
“Forum ini sangat penting untuk merevitalisasi hubungan perdagangan dan investasi serta meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara CEE,” kata Retno saat membuka forum yang digelarkan secara hibrida, lewat pertemuan tatap muka dan virtual, Kamis.
Baca Juga: Ini Langkah Konkret Menlu Atasi Tantangan Kemanusiaan Global
Menurut Retno, forum ini merupakan upaya Indonesia dalam mengeksplorasi cara-cara inovatif untuk mempercepat pemulihan ekonomi. INACEE juga diharapkan dapat menggali potensi yang belum dimanfaat oleh pihak-pihak terkait.
Sedikitnya 347 perusahaan Indonesia dan 45 perusahaan Eropa mendaftar untuk mengikuti INACEE Business Forum.
“Menghidupkan kembali perjalanan internasional harus menjadi bidang prioritas kerja sama kita,” kata Retno.
Upaya dapat dimulai dari pembentukan koridor perjalanan untuk pelaku bisnis penting. Berikutnya, tahap itu dapat diperluas untuk para wisatawan.
Maka, kata Retno, amatlah penting untuk menerapkan pengakuan bersama atas sertifikasi vaksin. Hal lainnya adalah pemberlakukan pedoman perjalanan untuk perpindahan orang antara Indonesia dan negara-negara CEE.
Langkah berikutnya adalah mendorong eksplorasi potensi yang belum dimanfaatkan dalam hubungan perdagangan dengan Eropa Tengah dan Eropa Timur. Berikutnya, Indonesia mendorong pemanfaatan teknologi digital dalam kerja sama ekonomi.
Eropa Tengah dan Eropa Timur memiliki populasi 406 juta jiwa yang tersebar di 19 negara. Maka, kawasan itu memiliki potensi besar untuk digarap Indonesia. Saat ini tiga mitra terbesar Indonesia dari kawasan itu adalah Rusia, Turki, dan Ukraina.
Semasa pandemi, total perdagangan Indonesia dengan negara CEE mencapai 4,31 miliar dolar AS pada periode Januari-Juli 2021.
Angka itu menunjukkan pertumbuhan 25,57 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, angka itu hanya menyumbang 2 persen dari keseluruhan perdagangan Indonesia dengan dunia pada periode tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: