Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Masih Memiliki Risiko, Lansia yang Belum Vaksinasi Harus Disegerakan

        Masih Memiliki Risiko, Lansia yang Belum Vaksinasi Harus Disegerakan Kredit Foto: Unsplash/Eduardo Barrios
        Warta Ekonomi -

        Cakupan vaksinasi di Indonesia yang masif dan memiliki jumlah akumulasi yang luar biasa, membawa Indonesia bisa keluar dari jeratan Covid-19 lebih cepat dari yang diperkirakan.

        Bahkan, capaian ini membuat Indonesia mendapat pujian dari berbagai belahan dunia. Ya, pilihan vaksinasi massal, disamping penerapan protokol kesehatan dan juga PPKM adalah kolaborasi yang mumpuni.

        Baca Juga: Sperma Baik untuk Kesehatan Kulit, Benar atau Salah? Ternyata...

        Meski angka kasus sudah tak begitu semengkhawatirkan dulu, tapi buat kamu yang belum vaksin, harus melakukan ini. Terlebih untuk kelompok lansia yang notabene memiliki penyakit komorbit sebagai pemicu keparahan.

        Diketahui, pemerintah terus menggencarkan pemerataan vaksinasi bagi kelompok lanjut usia (lansia) ini. Selain terus memastikan ketersediaan vaksin dan distribusinya yang cepat ke berbagai lokasi, hingga ke pelosok negeri yang sangat sulit dijangkau sekalipun, pemerintah juga tetap aktif mengimbau masyarakat untuk tetap turut mendukung program ini guna mengoptimalkan perlindungan kesehatan lansia dari bahaya wabah ini.

        Kamu yang kini berada dalam usia produktif dan sehat, diharapkan bisa membantu lansia untuk mengakses lokasi vaksinasi, mengawal kesehatan mereka, serta menghindarkan para lansia dari paparan informasi yang tidak benar terkait vaksinasi, yang dulu sempat disantap banyak kalangan meski menyesatkan.

        Jika menilik data 7 September 2021, dari 21.553.118 orang target vaksinasi lansia, baru 31,71% diantaranya yang telah mendapatkan suntikan dosis pertama. Sisanya, baru 20,97% yang telah divaksin lengkap. Itu artinya, hampir separuh populasi lansia di Indonesia belum tersentuh vaksinasi sama sekali.

        Baca Juga: Berisiko Diabetes, Apa Penyebab Tanda Hitam dan Gelap pada Kondisi Acanthosis Nigricans?

        Dokter Spesialis Penyakit Dalam / Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, lansia adalah mereka yang berusia di atas 60 tahun. Kelompok ini memiliki risiko tinggi untuk COVID-19 dalam hal gejala penyakit berat serta kematian. Di Indonesia, 46% lebih kematian COVID-19 terjadi pada lansia.

        Anggapan bahwa lansia tidak perlu vaksinasi karena sudah tua dan selalu ada di rumah, adalah keliru. Justru karena memiliki risiko tinggi, maka lansia harus mendapatkan prioritas perlindungan kesehatan.

        Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, pada Kamis, (7/10/2021) lalu, menjelaskan bahwa vaksinasi lansia telah dilaksanakan sejak pertengahan Maret, setelah vaksinasi untuk tenaga kesehatan dan petugas publik dilaksanakan.

        Artinya, lansia adalah salah satu fokus utama vaksinasi. Dan sampai hari ini, ia menegaskan bahwa kelompok lansia tetap menjadi prioritas pemerintah untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 ini.

        Baca Juga: Penting! Penderita Diabetes Merasakan Sakit di Seluruh Badan? Mungkin Ini Penyebabnya

        “Untuk mendorong percepatan vaksinasi lansia, salah satu strategi pemerintah untuk itu adalah mengaitkan capaian lansia dengan status PPKM suatu daerah,” ujar Nadia. 

        Diungkapkannya bahwa tantangan vaksinasi lansia di antaranya adalah mobilitas, karena keterbatasan fisik dan biaya transportasi. Untuk itu, kata Nadia, harus diupayakan adanya kemudahan akses layanan vaksinasi bagi mereka.

        Kendala lainnya adalah mengenai informasi yang keliru tentang vaksinasi. Dalam hal ini, diharapkan peran serta berbagai pihak termasuk para tokoh agama dan masyarakat dalam membantu memberikan sosialisasi dan edukasi kepada mereka.

        Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, pada kesempatan yang sama menggarisbawahi perlunya kemudahan akses layanan vaksinasi bagi lansia itu. Ia mencontohkan, pihaknya berupaya memberikan vaksinasi dari pintu ke pintu, bekerja sama dengan berbagai pihak hingga zonasi terkecil seperti RT dan RW.

        Baca Juga: Apakah Penyakit Kencing Manis Sama dengan Diabetes?

        “Memasuki PPKM Level 1, kita akan dapat menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan lansia seperti majelis taklim. Dalam kegiatan tersebut bisa diadakan vaksinasi lansia. Upaya jemput bola, semua harus dilakukan agar target dapat dijangkau,” tegasnya. 

        Itu karena Kepulauan Riau memiliki kondisi geografis kepulauan yang menjadi tantangan tersendiri dalam hal percepatan vaksinasi. Namun bekerja sama dengan TNI, Polri, Kejaksaan, dan berbagai instansi lainnya, upaya vaksinasi lansia terus dilakukan dengan menyisir pulau-pulau yang ada.

        “Vaksinasi lansia harus dengan strategi khusus agar mereka mau dan yakin untuk divaksin. Literasi gencar dilakukan, masyarakat juga kita dorong untuk membawa keluarga lansia untuk divaksinasi,” ujar Ansar.

        Hasilnya, dari data saat ini  63,28% sasaran vaksinasi lansia di wilayahnya telah mendapatkan suntikan pertama dan 42,88% telah divaksin lengkap.

        Dalam hal mendorong kemauan lansia mendapatkan vaksinasi, Aktor Senior sekaligus public figure Slamet Raharjo menyebutkan perlunya membentuk pola pikir baru pada lansia, bahwa sesungguhnya dalam usaha nasional vaksinasi ini, lansia dapat menjadi garda terdepan dan memberikan contoh kepada yang lebih muda.

        Baca Juga: Dahsyat! Pengobatan India Ini Diyakini Bisa Sembuhkan Keluhan Kesehatan Pencernaan

        “Vaksinasi adalah sebuah keharusan. Bukan karena kita lansia maka dikejar vaksinasi, justru lansia harus punya keikhlasan. Usia bukan jadi halangan untuk berbakti kepada negara. Lansia adalah akses tertinggi yang perlu dipelihara pemerintah karena memiliki pengalaman panjang. Karena tua dan berpengalaman, maka kita harus bisa menjaga diri sendiri karena paham pentingnya kesehatan,” kata aktor yang sudah mendapatkan vaksin lengkap ini.[]

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: