Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cucu Pendiri NU Sentil Said Aqil Siradj, Halus Tapi Menohok

        Cucu Pendiri NU Sentil Said Aqil Siradj, Halus Tapi Menohok Kredit Foto: Instagram/Said Aqil Siroj
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun blak-blakan saat membacakan pernyataan cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Wahab Chasbullah, Gus Aam alias KH Agus Solachul Aam Wahib Wahab.

        Hal tersebut diungkapkan pengamat sosial dan politik itu melalui video yang tayang di kanal YouTube Refly Harun, Minggu (10/10).

        Dalam video tersebut, Ketua Umum NU Khitah 1926 ini meminta agar pernyataannya tersebut dibacakan oleh Refly Harun.

        Baca Juga: Luhut Ditantang, Refly Harun Komentar: Faisal Basri Pasti Kantongi Data Praktik Bisnis Kotor RI

        Merespons hal itu, Refly Harun enggan mengomentari perihal pernyataan Gus Aam tersebut.

        Pasalnya, Refly Harun merasa tidak berkompeten untuk mengomentari perihal tersebut.

        "Juga ini wilayah ngeri-ngeri sedap," jelas Refly Harun.

        Dalam pernyataannya Gus Aam mengatakan, PBNU kini terjebak dengan dinamika poltik praktis dan pragmatis, terseret jauh ke dalam kubangan politik praktis yang tidak menentu.

        Hal itu, lanjutnya, merugikan jamiyyah dan mengaburkan orientasi dakwah dan pelayanan terhadap umat sebagai tujuan utama dan penting yang menjadi bagian dari misi NU.

        Selain itu, hal tersebut diperparah dengan beberapa pernyataan-pernyataan Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj yang tidak konsisten.

        "Seringkali membingungkan, mengecewakan, meruntuhkan marwah dan wibawa jamíyyah serta berdampak pada stigma negatif di kalangan masyarakat terhadap institusi NU," sebutnya.

        "Yang pada akhirnya menyakiti hati umat Islam dan serta berimplikasi terhadap rapuhnya ukhuwah Islamiyah," sambungnya.

        Tak hanya itu, PBNU mengalami disorientasi gerakan hingga lebih ingin menguasai umat dan bukan melayani umat.

        "Hal itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai khittah NU," tegasnya.

        Selanjutnya, menurut Gus Aam, NU terjebak dalam arus pragmatis dan materialisme.

        Padahal Khittah NU itu adalah telah final yakni hanya berorientasi pada pencapaian rida Allah SWT.

        "Kondisi itu pun menimbulkan disharmoni dan disintegrasi di internal NU," bebernya.

        Menyinggung calon kuat yang bakal maju menjadi Caketum PBNU di antaranya disebutkan, Muhaimin Iskandar, Yahya Staquf, KH Said Aqil Siradj.

        Gus Aam menilai, ketiga Caketum PBNU itu mempunyai kekuatan dari sisi finasial, kekuasaan dan jabatan.

        Namun, belum memenuhi atau setidaknya memiliki konsep yang jelas untuk menata arah NU agar kembali ke khittahnya.

        Kriteria tersebut antara lain bersih, memiliki visi yang merekatkan umat, mampu menempatkan relasi kekuasaan dan organisasi, serta harus mempunyai target kinerja riil dan konkret.

        Kemudian, harus mempunyai kompetensi dalam memenej seluruh potensi SD, SDA dan market yang ada di pondok pesantren dan masyarakat.

        Baca Juga: Jokowi Terlalu Percaya Luhut Pandjaitan, Hati-hati Ada yang Cemburu!

        Terakhir, berilmu dan mengerti, memahami serta sanggup melaksanakan ajaran atau paham ahlussunnah wal jamaáh. Juga sanggup dan mampu membentengi ahlus sunnah wa jama'ah.

        "Semua kriteria yang ditetapkan, intinya adalah dalam rangka merealisasikan visi melayani umat," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: