Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hal-Hal Penting Terkait Penyintas Covid-19 Tetap Harus Divaksin

        Hal-Hal Penting Terkait Penyintas Covid-19 Tetap Harus Divaksin Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        World Health Organization (WHO) menganjurkan agar penyintas Covid-19 tetap melakukan vaksinasi. Hal ini penting dilakukan karena vaksin berfungsi sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh.

        Kepala Ilmuwan WHO, Dr. Soumya Swaminathan, mengatakan bahwa berdasarkan banyak penelitian saat ini, jika Anda pernah mengalami infeksi yang sangat ringan atau tanpa gejala, banyak orang mungkin memiliki tingkat antibodi yang sangat rendah yang mereka bentuk.

        Baca Juga: Menkes Klaim Indonesia Masuk 5 Besar Negara Terbanyak Yang Sudah Vaksinasi Warganya

        "Jadi, inilah mengapa kami tetap menyarankan bahwa meskipun Anda telah terinfeksi Covid, Anda harus melanjutkan dan mengambil vaksinasi saat tersedia untuk Anda karena vaksin kemudian berfungsi sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh," kata Soumya dalam sesi wawancara di laman resmi WHO, dikutip Selasa (12/10).

        Ada dua hal utama yang harus diperhatikan ketika seorang penyintas Covid-19 hendak melakukan vaksinasi, yaitu:

        1. Waktu

        Soumnya mengungkapkan, setelah Anda pulih dari Covid-19, disarankan menunggu beberapa minggu. Ada perbedaan antarnegara. Beberapa negara merekomendasikan agar orang menunggu selama tiga bulan atau enam bulan sampai setelah infeksi.

        "Ini karena Anda memiliki antibodi alami yang akan membuat Anda terlindungi setidaknya selama itu," ungkap Soumya.

        Hal lain lantaran di banyak negara ada kekurangan pasokan vaksin sehingga mereka meminta orang yang telah terinfeksi untuk menunggu selama tiga atau enam bulan. Akan tetapi, dari sudut pandang ilmiah dan biologis, Anda dapat mengambil vaksin segera setelah Anda sepenuhnya pulih dari Covid-19.

        2. Antibodi

        Ada perbedaan kondisi antibodi seseorang yang belum melakukan vaksin dan seseorang yang telah melakukan vaksin dosis lengkap Covid-19. Soumya memaparkan, jenis kekebalan yang berkembang setelah infeksi alami bervariasi dari orang ke orang, dan sangat sulit untuk diprediksi.

        "Vaksin telah distandarisasi dalam hal dosis antigen yang diberikan, dan ini didasarkan pada banyak uji klinis yang telah dilakukan. Jadi ketika seseorang menerima vaksin, kita bisa cukup percaya diri dan memprediksi jenis respons kekebalan yang akan mereka dapatkan," paparnya.

        Lebih lanjut, ia mengatakan, ada perbedaan utama antara kekebalan yang diinduksi infeksi alami dan kekebalan yang diinduksi vaksin.

        "Ada penelitian yang sangat menarik yang sedang berlangsung sekarang untuk melihat respons imun ketika seseorang memiliki dosis vaksin setelah mengalami infeksi alami dan juga ketika dua jenis vaksin yang berbeda diberikan satu demi satu sehingga disebut pendekatan mix and match," kata Soumya.

        Oleh sebab itu, para ilmuwan percaya bahwa jenis pendekatan hibrida ini sebenarnya dapat memberi respons kekebalan yang jauh lebih kuat daripada sekadar infeksi alami saja. Soumya berujar saat ini semua vaksin yang telah menerima daftar penggunaan darurat dari WHO dapat mencegah penyakit parah dan rawat inap dari semua varian virus SARS-CoV-2 yang ada.

        Meski demikian, ia mengingatkan agar protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, menjaga kebersihan tangan, menghindari tempat-tempat ramai dan tertutup, serta tindakan kesehatan masyarakat dan sosial lainnya yang telah dilakukan pemerintah tetap diperlukan.

        "Jadi di mana pun Anda tinggal, adalah baik untuk mengambil tindakan pencegahan itu selain divaksinasi karena itulah yang akan menurunkan tingkat infeksi di masyarakat," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: