Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Imam Instruksikan Salat Berjamaah di Masjidil Haram Dilakukan dengan Shaf Rapat

        Imam Instruksikan Salat Berjamaah di Masjidil Haram Dilakukan dengan Shaf Rapat Kredit Foto: Twitter
        Warta Ekonomi, Riyadh -

        Sungguh terharu menyaksikan video Salat Subuh berjamaah di Masjidil Haram, Mekkah, kemarin. Di depan Ka'bah, jamaah kembali berbaris rapat. Tempat-tempat salat yang tadinya berjarak, jadi rapat dan penuh lagi. Alhamdulillah, semoga suasana di Ka'bah kembali seperti semula, dan wabah segera musnah.

        Setelah hampir dua tahun diterapkan aturan jaga jarak, mulai kemarin, salat berjamaah di Masjidil Haram dilakukan dengan shaf rapat.

        Baca Juga: Kapasitas Jemaah Masjidil Haram Dibuka Penuh, Pembatasan Sosial Dicabut

        “Istawu, istaqimu, wa'tadilu (lurus dan rapatkan shaf)," begitu ucap Sheikh Bandar Baleelah, saat akan mengimami jamaah salat subuh, di Masjidil Haram, seperti dilihat dalam video yang diunggah di akun Twitter @HaramainInfo, kemarin.

        Mendengar ucapan sang imam itu, para makmum langsung merapatkan shafnya. Bahu-bahu mereka menempel satu sama lain. Hanya saja, jumlah jamaah masih terbatas. Belum seramai seperti saat sebelum pandemi.

        Hal yang sama juga terjadi di Masjid Nabawi, Madinah. Dalam video yang beredar di media sosial, sang imam mengajak makmum untuk merapatkan shaf sebelum salat dilakukan.

        Selain dalam bentuk ucapan, para petugas di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi juga nampak melepaskan stiker jaga jarak yang bergambarkan telapak kaki dengan background berwarna hijau. White barrier, pembatas berupa balok plastik berwarna putih yang selama 1,5 tahun terakhir mencegah jemaah mendekati Ka'bah juga sudah disingkirkan.

        Pemerintah Saudi memang berhasil menangani pandemi. Setiap harinya, jumlah kasus terkonfirmasi positif terus turun. Per 16 Oktober, penambahan kasus di Tanah Suci hanya 45 orang. Jika dirata-ratakan selama sepekan, hanya terjadi penambahan 51 kasus per hari.

        Konsul Jenderal KJRI Jeddah, Eko Hartono mengatakan, perkembangan kasus Covid di Saudi ini patut disyukuri, karena pertanda membaiknya situasi pandemi. Alhasil, semakin banyak jamaah yang bisa beribadah di rumah Allah.

        Eko berharap, hasil baik ini berdampak positif bagi Muslim Indonesia yang rindu beribadah di Tanah Suci. "Diharapkan, ini makin membuka jalan ke arah terbukanya umrah bagi jamaah Indonesia dan beberapa negara lainnya yang sampai saat ini belum boleh masuk," tuturnya, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

        Meski begitu, Eko tetap meminta jamaah Indonesia untuk bersabar. Khususnya, menunggu kesiapan teknis, terutama terkait sertifikat vaksin dan pengaturan booster alias penyuntikan vaksin dosis ketiga. Ia membeberkan, tim teknis kedua negara, terutama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tengah membahas aturan ini.

        Soal waktunya, Eko tidak ingin memberi angin surga. Dia hanya berjanji akan bekerja seoptimal mungkin.

        "Yang pasti, segera setelah ada kesepakatan terkait teknis tersebut, insya Allah jamaah Indonesia bisa segera berangkat," ucapnya.

        Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi menilai, keputusan Pemerintah Saudi tak lepas dari dua hal. Pertama, hasil lobi menteri luar negeri, menteri agama, dan menteri kesehatan. Kedua, penanganan pandemi di Indonesia yang semakin baik.

        Zainut mengungkapkan, Pemerintah Saudi melalui Nota Diplomatik Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, pada 8 Oktober 2021, telah menyampaikan beberapa hal.

        Pertama, Kedutaan RI telah menerima informasi dari pihak berkompeten di Kerajaan Saudi perihal pengaturan dimulainya kembali pelaksanaan umrah bagi jamaah Indonesia.

        Kedua, Komite Khusus di Kerajaan Saudi juga tengah bekerja keras, guna meminimalisir segala hambatan yang menghalangi kemungkinan tidak dapatnya jemaah Indonesia untuk melakukan ibadah umrah.

        Kata Zainut, Kemenag juga membentuk Tim Manajemen dalam rangka untuk membuat mitigasi pelaksanaan haji dan umrah di masa pandemi. Tim ini melibatkan lintas kementerian, antara lain Kemenkes, Kemenlu, dan Kementerian Perhubungan.

        "Tim ini bekerja untuk melakukan analisa situasi, utamanya dalam konteks pandemi. Sebab, penyelenggaraan ibadah haji dan umrah tahun ini dilaksanakan dalam suasana pandemi," kata politikus PPP ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: