Saling Membanggakan Junjungan, Demokrat: SBY Dulu Tidak Merasa Perlu Koar-koar Punya Prestasi
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyebut pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo punya kelebihan prestasi dibandingkan pemerintahan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Memang pemerintahan SBY dulu, tidak merasa perlu koar-koar punya prestasi ini itu. Karena masyarakat sendiri yang merasakan langsung," ujar Herzaki melalui pesan elektronik yang diterima redaksi, Sabtu (23/10/2021).
Baca Juga: PDIP: Sejarah Lahirnya Hari Santri Nasional Berawal dari...
Dia mencontohkan penanganan tsunami Aceh yang dilakukan pemerintahan SBY diapresiasi bukan saja oleh masyarakat Indonesia, melainkan juga dunia internasional.
"Dianggap sebagai penanganan terbaik untuk bencana, dan dijadikan kajian di berbagai negara sebagai best practices," katanya.
Begitu juga dengan pengangkatan 1,1 juta guru honorer menjadi PNS. Rakyat yang merasakan langsung manfaatnya, sehingga kalau sedang menyapa rakyat dimanapun, kader Demokrat selalu diapresiasi oleh para keluarga besar guru yang dulu menjadi PNS di era SBY.
"Kalau untuk era sekarang, seharusnya bisa lebih baik, bukan malah mundur jauh ke belakang," singgung Herzaki.
Baca Juga: Bantah Kritik Anies Baswedan Tak Layak Jadi Pemimpin, Relawan Anies: Mereka Itu Pendusta
Terkait klaim Hasto bahwa pemerintahan Jokowi diapresiasi dalam penanganan pandemi Covid-19, Herzaki mengucap syukur karena pandemi Covid-19 akhirnya dapat ditangani pemerintah dengan baik dan melandai. Itupun setelah pemerintah Jokowi sempat berkali-kali menganggap remeh Covid-19 dan menyebabkan ratusan ribu nyawa rakyat Indonesia menjadi korban sia-sia akibat penanganan yang berantakan.
"Tentunya ini tak lepas peran dari berbagai pihak, termasuk epidemiolog, tenaga kesehatan, Demokrat, dan pihak-pihak lainnya, yang tak henti-hentinya mengingatkan pemerintah agar serius menangani pandemi ini, agar tidak mementingkan ekonomi, tetapi malah mengorbankan banyak nyawa rakyat Indonesia karena pandemi demi ekonomi semata," ujar Herzaki.
Selain itu, pemerintah Jokowi juga diingatkan agar penanganan Covid-19 benar-benar berbasis data dan kajian ilmiah, bukan rasa ataupun misalnya kepentingan kelompok tertentu semata.
"Syukurlah akhirnya pemerintah mengubah pendekatannya sejak Juli lalu, dengan meminta masukan dari banyak pihak, termasukpara pakar.
Baca Juga: Terungkap Sudah! Duh... Peluang Gatot Nurmantyo di 2024 Mengejutkan, Ternyata...
Herzaki lantas mengingatkan Hasto bahwa rakyat berharap kedepan pemerintahan saat ini bisa fokus bekerja, membenahi berbagai kekurangan. Karena rakyat masih banyak yang susah, jadi pengangguran, dan kemiskinan meningkat drastis dimana-mana.
"Mari bergandengan tangan, satukan kekuatan dari semua elemen, agar bangsa ini bisa segera bangkit, dari keterpurukan akibat pandemi dan krisis kesehatan," demikian kata Herzaki.
Sebagai latar, Hasto Kristiyanto menyebut Jokowi sebagai pemimpin yang punya kelebihan. Hasto membandingkan dengan kepemimpinan pemerintahan 10 tahun sebelum Jokowi yang disebut terlalu banyak rapat tak ada keputusan.
Hal itu dismapaikan Hasto saat membuka Webinar Penganggaran Desa Wisata Perancangan Kebijakan Penganggaran Desa Wisata di kantor DPP PDIP, Kamis (21/10/2021).
"Pak Jokowi punya kelebihan dibanding pemimpin yang lain. Beliau adalah sosok yang turun ke bawah, yang terus memberikan direction, mengadakan ratas (rapat kabinet terbatas) dan kemudian diambil keputusan di rapat kabinet terbatas. Berbeda dengan pemerintahan 10 tahun sebelumnya, terlalu banyak rapat tidak mengambil keputusan," kata Hasto.
Kelebihan kepemimpinan Jokowi terbukti dalam penanganan Covid-19. Keberhasilan Jokowi mengatasi pandemi, sebut Hasto, diapresiasi dunia.
Baca Juga: 2 Tahun Jokowi-Ma’ruf, Jubir Presiden Sampaikan Semua Hal 'Manis'
Hasto menyebut Jokowi sebagai pemimpin turun ke bawah, melihat akar persoalan pokok dari Covid-19 mencari solusi dimulai dari refocusing anggaran, kebijakan penyeimbang antara pembatasan sosial dan pertumbuhan ekonomi serta terdepan dalam pengadaan vaksin.
Menurut dia, Jokowi setiap mengadakan rapat selalu mengambil keputusan yang bisa dijabarkan dalam perspektif koordinasi antara pusat dan daerah.
Ia kemudian mencontohkan Jokowi bersama para pembantunya antara lain Menteri Luar Negeri, Menteri BUMN, Menteri Kesehatan, sebagai satu kesatuan tim kesatuan tim negosiator sehingga akhirnya Indonesia bisa mendapatkan vaksin. Dilanjutkan percepatan di dalam melakukan gerakan vaksinasi yang dilakukan seluruh elemen negara.
Baca Juga: Mas AHY Ingat Ya... Maju Bersama Anies Baswedan di 2024 Kurang Menguntungkan, Pengamat Bilang...
"Meskipun banyak kritik, tetapi Pak Jokowi tetap menampilkan seorang pemimpin yang tahan uji terhadap kritik dan terus berjuang melakukan tugas-tugasnya sebagai Kepala Negara, Kepala Pemerintahan," tuturnya.[]
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto