Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia Bisa Ekspor, Mahathir Justru Kritik Tajam Larangan Ekspor Listrik Malaysia ke Singapura

        Indonesia Bisa Ekspor, Mahathir Justru Kritik Tajam Larangan Ekspor Listrik Malaysia ke Singapura Kredit Foto: Antara/Prasetia Fauzani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan perdana menteri Mahathir Mohamad, Rabu (27/10/2021) mengkritik langkah pemerintah Malaysia saat ini untuk hanya mengekspor energi tak terbarukan ke Singapura. Menurutnya, hal itu dapat membahayakan pasokan lokal dan anggaran karbon.

        "Media melaporkan bahwa Singapura memerlukan pasokan listrik dan akan beli dari Malaysia," ujar Mahathir kepada media di Kuala Lumpur, Rabu (27/10/2021).

        Baca Juga: Warga Malaysia dan Indonesia Dukung Pelonggaran Pembatasan Singapura tapi Masih Ada Keraguan...

        Sekarang seorang anggota parlemen Oposisi, katanya ini didasarkan pada laporan berita bahwa hanya energi tak terbarukan yang diizinkan untuk diekspor ke Singapura dan penjualan listrik melalui fasilitas transmisi dan interkoneksi yang dikembangkan sendiri oleh swasta ke Singapura tidak akan diizinkan.

        “Sebaliknya jika kita mengekspor energi dari sumber daya alam seperti sinar matahari dan angin, Malaysia tidak rugi apa-apa," kata anggota parlemen Langkawi di blog chedet-nya, dilansir Malay Mail.

        “Saya tidak mengerti kebijakan pemerintah hari ini. Keputusan ini bukan investasi kecil dan akan menghambat kesempatan kerja,” tulis anggota itu.

        Pada Jumat (22/10/2021) lalu, beberapa outlet berita melaporkan pemerintah mengatakan hanya akan mengizinkan energi tak terbarukan untuk diekspor ke Singapura, dan penjualan listrik swasta tidak akan diizinkan.

        Berbeda dengan Indonesia yang telah resmi bersedia mengekspor listrik ke Singapura, pemerintah Malaysia justru melarangnya.

        Dr Mahathir juga menunjukkan bahwa Malaysia menjual sumber daya lainnya ke tetangga selatannya yang tampaknya merugikan. Dia mencantumkan ekspor air dengan harga 3 sen seribu galon sebagai contoh.

        “Kami juga tahu ada penyelundupan pasir laut dan darat,” tulis ketua Pejuang tanpa menjelaskan lebih lanjut.

        Mahathir yang telah menjadi perdana menteri dua kali diketahui kritis terhadap harga air baku yang dijual ke Singapura dan telah merencanakan untuk menegosiasikan kembali persyaratan, tetapi terhambat di masa lalu karena Singapura menolak untuk mengalah dari perjanjian air tahun 1962.

        Saat ini, perjanjian air, yang akan berakhir pada 2061, memberi hak kepada Singapura untuk mengambil hingga 250 juta galon per hari (mgd) air baku dari sungai Sungai Johor setiap hari.

        Sebagai imbalannya, Johor berhak atas pasokan harian air olahan hingga 2 persen atau 5 mgd air yang dipasok ke Singapura.

        Singapura membayar 3 sen per seribu galon air mentah, dan menjual kembali air olahan ke Johor dengan harga 50 sen per seribu galon.

        Jumat (22/10/2021) lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) dalam sebuah pernyataan, mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk meninjau Pedoman Penjualan Listrik Lintas Batas yang dikeluarkan oleh Komisi Energi untuk memasukkan dua hal itu.

        Pernyataan tersebut mengatakan bahwa pemerintah juga telah menyetujui bahwa wheeling charge untuk penjualan listrik ke Singapura untuk masa percobaan dua tahun akan menjadi US$2,28 sen/kWh.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: