Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Krisis Pangan Merajalela, Kim Jong Un Ajak Warganya Makan Angsa Hitam

        Krisis Pangan Merajalela, Kim Jong Un Ajak Warganya Makan Angsa Hitam Kredit Foto: KCNA
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Korea Utara terus berjuang melawan krisis pangan dan ekonomi yang terus memburuk. Terbaru,  Kim Jong Un dilaporkan mengajak warganya mengonsumsi angsa hitam.

        Menyadur NK News Jumat (29/10/2021), angsa hitam kini mulai dikenalkan melalui peternakan sebagai sumber pangan baru yang lezat dan bisa jadi obat.

        “Daging angsa hitam lezat dan memiliki nilai obat,” dan pembiakan mereka dalam skala industri akan “secara aktif berkontribusi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat,” lapor Rodong Sinmun.

        Baca Juga: Kejutan, Kim Jong Un Justru Sukses Bikin Amerika dan Mata Uangnya...

        Sekretaris partai Provinsi Hamgyong Selatan, Ri Jong Nam memimpin upacara pembukaan pusat angsa hitam baru di Peternakan Bebek Kwangpho yang terletak di daerah Jongphyong di pantai timur.

        Media pemerintah sebelumnya melaporkan daging angsa hitam sebagai makanan kesehatan yang luar biasa dari abad ke-21 dengan rasa unik dan nilai gizi sangat tinggi.

        Mereka juga menyebut penelitian untuk membiakkan 'burung hias langka' ini sebagai makanan dimulai pada musim semi 2019. Citra satelit waktu itu menunjukkan proyek konstruksi baru di Peternakan Bebek Kwangpho.

        Seorang peneliti kementerian pertanian Korea Utara membahas kemajuan proyek pada Juli 2020, menekankan daging angsa hitam memiliki lebih banyak protein dan lebih mudah dicerna daripada daging lainnya.

        Peneliti menambahkan dagingnya mengandung zat kesehatan langka seperti imunoglobulin, asam linoleat dan senyawa dengan sifat "anti-kanker".

        Media pemerintah belum menunjukkan bagaimana daging angsa hitam akan didistribusikan atau apakah lebih banyak peternakan angsa sedang dibangun di bagian lain negara itu.

        Solusi ini bertujuan mengatasi kegagalan pertanian dalam menyediakan pasokan makanan yang memadai ke seluruh negeri dan pembatasan COVID-19 yang sebagian besar memblokir makanan dan impor lainnya sejak awal 2020.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: