Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waketum Dekopin Ingatkan Pentingnya Koperasi di Tengah Peran Oligarki yang Kebablasan

        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Ferry Juliantono menyebut bahwa peran negara dalam pembangunan Indonesia khususnya pemberdayaan ekonomi masyarakat saat ini terbilang kecil.

        Sebaliknya, ia melihat munculnya oligarki di Tanah Air lantaran peran swasta yang makin besar. Untuk itu, Ia berharap agar koperasi tetap hadir sebagai lembaga yang mampu menopang perekonomian di Indonesia, khususnya di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

        "Gerakan Koperasi harus kembali menjadi kekuatan ekonomi rakyat dan wajib mendapat dukungan politik dari semua pihak," ujar Ferry Juliantono saat memberikan kuliah umum di Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, Sabtu (30/10/2021).

        Baca Juga: Renungan Sumpah Pemuda, Kesakralannya Jangan Dirusak oleh Para Oligarkh

        Ia juga mgatakan, dirinya tidak ingin perubahan seperti reformasi hanya sebatas perubahan politik, apalagi hanya dinikmati segelintir kelompok. "Tetapi perubahan yang akan terjadi harus sampai pada perubahan ekonomi yang dibutuhkan rakyat," tandasnya.

        Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini juga berharap, Koperasi tetap menjadi instrumen utama dalam ekonomi Pancasila.

        "Ekonomi yang mengedepankan kebersamaan dan loyalitas bersama sebagaimana cita-cita Bapak Koperasi Indonesia, Moh Hatta. Koperasi harus mewujudkan ekonomi Pancasila yang menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tegasnya.

        "Jangan hanya BUMN, Bank-Bank, dan Lembaga Negara yang diberikan suntikan stimulus ekonomi. Koperasi pun membutuhkan stimulus agar bisa berperan lebih besar dalam menghadapi Pandemi," tegasnya.

        Lebih jauh Ferry mengatakan, saat ini juga terdapat neo imperialisme yang dilakukan Tiongkok terhadap Indonesia dalam bidang ekonomi. Hal itu, kata dia, menimbulkan sejumlah konsekuensi yang sangat merugikan bangsa Indonesia.

        "Bahkan lebih jauh lagi, sekarang ada neo imperialisme dalam bentuk kapitalisme negara Tiongkok pada Indonesia yang menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang merugikan kita sebagai bangsa dan juga merugikan rakyat," ujarnya.

        Ferry juga menjelaskan, munculnya oligarki di Indonesia karena terlalu besarnya peran swasta dalam konteks pembangunan nasional. Menurutnya, dalam beberapa dekade terakhir peran swasta dalam pembangunan nasional semakin membesar, sementara peran koperasi dan BUMN justru semakin mengecil.

        "Munculnya oligarki di Indonesia ini karena terlalu besarnya peran swasta. Dalam kurun waktu beberapa dekade ini, memang peran swastanya makin besar, peran koperasinya makin kecil, peran BUMN yang tadinya juga masih lumayan sekarang relatif juga mengecil," ungkapnya.

        Ferry menegaskan bahwa sumber daya vital bagi hajat hidup rakyat Indonesia haruslah dikuasai oleh negara melalui peran BUMN. Meski demikian, realita yang terjadi justru sebaliknya yakni beberapa sumber daya vital bagi hajat hidup rakyat Indonesia dikuasai oleh pihak swasta bahkan asing.

        "Harusnya kan sumber-sumber daya yang penting untuk hajat hidup orang banyak di Indonesia itu haruslah dikuasai oleh negara (BUMN), ini malah kebalik di Indonesia ini," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: