Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai sosok Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin lebih cocok jadi juru bicara presiden.
Bukan tanpa alasan, menurut Adib, Ngabalin merupakan sosok yang rela pasang badan dan sangat dibutuhkan oleh Presdien Jokowi.
Baca Juga: Disebut Pantas Jadi Jubir Presiden, Fahri Hamzah: Sorry Bos, Emang Kita Cowok Apaan?
“Dia memang cocok, akan tetapi kekurangan Ngabalin adalah diksi-diksi yang bisa membuat polemik. Kalau soal ketegasan Ngabalin punya itu,” ujar Adib kepada GenPI.co, Rabu (3/11).
Kendati demikian, dirinya sangat menyayangkan dengan ucapan yang keluar dari mulut Ngabalin. Beberapa diantaranya seperti kata-kata umpatan.
“Sayangnya dia terlalu kasar saat menggunakan diksi. Contohnya ketika menangkap sebuah perbedaan menggunakan narasi otak sumsang, yang seperti itu saya kira yang wajib dikurangi,” katanya.
Tidak hanya itu, Adib menilai Ngabalin lebih bersikap seperti juru bicara ketimbang Fadjroel Rachman. Sebab, menurutnya, pngalaman Ngabalin sudah menggunung di istana.
“Dia cocok karena pengalamannya sudah lengkap. Pernah jadi anggota DPR, dia mengerti soal intensitas hubungan kepresidenan, eksekutif, yudikatif,” katanya.
Menurutnya, penting sekali memiliki tokoh atau figur yang sudah mengerti soal lembaga kepresidenan dan bagaimana sistem pemerintahan untuk menjadi juru bicara.
“Terutama yang sudah memiliki pengalaman, misalnya duduk di lembaga legislatif atau eksektif. Tidak harus pakar politik atau komunikolog,” ucapnya.
Bukan tanpa alasan, menurut Adib, selama ini banyak kebijakan Jokowi yang tidak tersalurkan lewat bantuan Fadjroel Rachman.
Oleh sebab itu, banyak pula kebijakan Jokowi yang baik namun tidak diketahui masyarakat.
“Masalanya, banyak kebijakan Jokowi dan kebijakan pemerintahan pusat tidak bisa dikonfersi dengan baik oleh masyarakat di bawah,” tandansya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: