Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gagal Ujian Pengacara Warnai Awal Pernikahan Mako-Komuro

        Gagal Ujian Pengacara Warnai Awal Pernikahan Mako-Komuro Kredit Foto: Reuters/Kyodo News
        Warta Ekonomi, Tokyo -

        Banyak calon pengacara gagal dalam ujian pengacara New York. Biasanya, itu tidak menjadi berita heboh. Namun kali ini berbeda karena yang tersorot adalah Kei Komuro.

        Kei merupakan sosok yang menikah dengan Putri Mako dari Jepang. Dia termasuk di antara 9.227 orang yang mengambil ujian di New York State pada Juli. Namun, seperti yang dilaporkan media Jepang, dia tidak ada dalam daftar kelulusan yang dirilis 28 Oktober oleh Dewan Pemeriksa Hukum New York.

        Baca Juga: Mantan Putri Mako Jepang, Kei Komuro: Sedih atas Laporan yang Salah

        Media Jepang telah melacak dengan cermat karier hukum Komuro yang masih muda sejak dia bertunangan pada 2017 dengan keponakan Kaisar Naruhito itu. Dia pindah ke New York untuk mengikuti kuliah di Fordham University Law School.

        Pasangan ini telah menjadi berita utama, sebagian pemberitaan karena status Komuro sebagai orang biasa. Putri Mako atau sekarang dikenal sebagai Mako Komuro, tidak lagi menjadi anggota Keluarga Kekaisaran setelah pernikahannya. Berita utama berlanjut ketika Kei yang sudah bekerja untuk firma hukum AS tampaknya gagal melewati standar.

        Akan tetapi Komuro tidak sendirian. Tingkat kelulusan keseluruhan untuk ujian New York adalah 63 persen dan ujian lisensi pengacara selama dua hari telah terbukti sangat sulit bagi pengacara asing terlatih, yang hampir sepertiga dari semua peserta ujian.

        New York adalah di antara lima negara bagian yang mengizinkan pengacara dengan gelar LL.M. atau gelar satu tahun untuk pengacara non-AS yang dikenal sebagai Master of Laws untuk mengikuti ujian pengacara. Tingkat kelulusan untuk pengacara asing terlatih pada tes Juli di New York adalah 31 persen.

        Meskipun Kei memulai studi hukumnya pada 2018 di program LL.M., dia tidak dianggap sebagai pengacara asing terlatih karena dia melanjutkan untuk mendapatkan JD dari Fordham pada Mei. Namun direktur eksekutif akademisi dan produk di Kaplan Test Prep, Lisa Young, menyatakan dia kemungkinan menghadapi beberapa tantangan ujian yang sama.

        Tes tersebut mencakup pertanyaan-pertanyaan kompleks, menulis, dan membaca pemahaman yang waktunya sulit. Tes tersebut mungkin sulit bagi orang-orang yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris.

        "Ini adalah ujian yang sangat menantang bagi siapa pun yang mengikutinya, tetapi lebih sulit lagi bagi yang bukan penutur asli," kata Young.

        Kei tidak menanggapi permintaan komentar. Dia saat ini menjadi petugas hukum di firma hukum Lowenstein Sandler atau sebutan umum untuk karyawan baru yang belum lulus standar.

        Seorang juru bicara Lowenstein menolak mengomentari status Kei meskipun firma hukum besar biasanya memberikan dua kesempatan kepada rekan yang masuk untuk lulus ujian. Februari akan menjadi kesempatan Komuro berikutnya untuk duduk di tempat ujian.

        Putri Mako dari Jepang resmi menikahi kekasihnya, Kei Komuro, pada 26 Oktober silam. Mako rela menanggalkan gelar kerajaannya demi menikahi Kei yang merupakan warga biasa.

        Dalam konferensi pers, Mako mengatakan pernikahannya dengan Komuro tak terelakkan meskipun ada penentangan luas terhadapnya.

        “Kei tidak tergantikan bagi saya. Bagi kami, pernikahan adalah pilihan yang diperlukan untuk hidup seraya menghargai hati kami,” ucapnya.

        Mako tak menampik pemberitaan miring tentang Komuro telah memicu ketakutan, kesedihan, dan stress pada dirinya.

        "Aliran kritik sewenang-wenang atas tindakan Kei, serta spekulasi sepihak yang mengabaikan perasaan saya, membuat kebohongan entah bagaimana tampak seperti kenyataan dan berubah menjadi cerita tak beralasan yang menyebar," ujarnya.

        Pada kesempatan itu, Komuro berjanji melindungi dan mendukung Mako. “Saya mencintai Mako. Saya ingin menghabiskan satu-satunya hidup yang saya miliki dengan orang yang saya cintai,” katanya.

        Mako dan Komuro sama-sama berusia 30 tahun. Keduanya melangsungkan pernikahan setelah seorang pejabat dari Badan Rumah Tangga Kekaisaran menyerahkan dokumen ke kantor setempat untuk mendaftarkan pernikahan mereka.

        Pernikahan kerajaan biasanya melibatkan serangkaian upacara formal dan perayaan. Namun keduanya mendahului semua ritual. Mereka pun menolak uang sebesar 1,3 juta dolar AS yang biasanya diberikan kepada wanita yang meninggalkan keluarga kerajaan.

        Mako telah didiagnosis dengan gangguan stres pasca-trauma kompleks yang disebabkan oleh apa yang diklaim sebagai pelecehan mental. Demikian kata laporan itu merujuk pada liputan media yang berlebihan di sekitar sang putri dan keluarga Komuro dalam beberapa tahun terakhir.

        Mako adalah putri tertua Putra Mahkota Fumihito, adik dari Kaisar Naruhito. Mako dan Kei pertama kali bertemu pada 2012 di International Christian University di Tokyo.

        Mereka secara tidak resmi bertunangan pada 2017 tetapi pernikahan itu ditunda karena masalah keuangan yang melibatkan ibu Komuro. Pernikahan tanpa upacara ritual menjadikan Mako wanita pertama anggota keluarga kerajaan yang melewatkan tradisi setelah Perang Dunia II.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: