Hari Pahlawan Nasional, BRGM Dorong Kesejahteraan Pejuang Gambut dan Mangrove
Pantang menyerah, mungkin itulah yang dilakukan para pejuang gambut dan mangrove di Indonesia. Meski menghadapi sejumlah tantangan, namun tekad kuat mereka untuk menjaga alam tak pernah usang.
Terlebih gambut dan mangrove berperan penting dalam kehidupan manusia, seperti mengatasi perubahan iklim, menyerap emisi Gas Rumah Kaca, mencegah kebakaran hutan dan lahan, mencegah abrasi, erosi hingga tsunami.
Chandra Ariansyah, Sekretaris Kelompok Tani (Poktan) Mawar dari desa tersebut mengatakan, BRGM memberikan pelatihan pengolahan purun atau tanaman yang tumbuh alami di rawa gambut menjadi suatu produk kerajinan bernilai ekonomi tinggi.
“Jadi purun ini selain dibuat menjadi tikar juga bisa dibuat menjadi tas, dompet, tempat tisu dan kerajinan lainnya. Harganya pun beragam mulai dari Rp50 ribu hingga Rp80 ribu tergantung dengan model anyaman itu sendiri. Semenjak ada pelatihan inovasi modern dari BRGM, masyarakat terutama ibu-ibu itu ekonominya pun jadi meningkat,”ujar Chandra.
Sementara itu, Beni Setiawan selaku Bendahara Kelompok Masyarakat (Pokmas) Sinar Harapan dari Desa Rambai, Pangkalan Lampam, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, juga mengatakan revitalisasi ekonomi yang dilakukan BRGM mampu menciptakan sumber mata pencaharian baru yang bisa meningkatkan penghasilan warga.
BRGM, kata Beni, telah memberikan berbagai macam pelatihan mengenai tanaman jahe merah, mulai dari budidayanya, pengolahan produknya, hingga pemasaranya.
Dari hasil panen jahe merah di lahan seluas 1,5 hektare, Beni mengaku kelompoknya dapat membuat berbagai inovasi produk seperti sirup jahe merah, serbuk jahe merah original hingga emping jahe merah.
“Kami berhasil membuat ribuan kemasan produk sirup, serbuk hingga emping jahe merah. Berawal dari mulut ke mulut, produk kami akhirnya mulai banyak permintaan. Kini kami mulai dilatih juga untuk memasarkan produk jahe merah tersebut melalui media sosial agar permintaan bisa datang dari seluruh wilayah Indonesia,” ungkap Beni.
Menurut Beni, produk-produk yang terbuat dari jahe merah kini memang potensial untuk dipasarkan, karena banyak masyarakat yang mencarinya sebagai minuman sehat yang dapat meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi.
Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan menjelaskan, inovasi produk dari purun dan juga jahe merah tersebut kini sudah dipamerkan dan mulai dipasarkan.
“Ya kami berharap kedepannya masyarakat lebih termotivasi untuk mengembangkan diri dan juga bisa mandiri serta sukses. Pasarnya pun bisa berkembang, tidak hanya di desa saja, tapi juga di seluruh Indonesia melalui pemasaran secara online,” ujar Deni selaku Satker Tugas Pembantuan Restorasi Gambut dari Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Sumatera Selatan.
Selain restorasi gambut, rehabilitasi mangrove yang dilakukan BRGM melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pun turut dirasakan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Bahagia Giat Bersama di Desa Simandulang, Kualuh Leidong, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara.
“Warga di dusun kami sangat terbantu ekonominya dengan program ini, apalagi banyak pula wanita yang ikut terlibat dan berpartisipasi. Kami berharap kami bisa terus memperjuangkan mangrove ini terus bisa tumbuh dan terpelihara,"
"Kami juga berharap akan ada pelatihan selanjutnya seperti pelatihan pemanfaatan buah mangrove dan lainnya, sehingga masyarakat bisa mengolah mangrove itu sendiri dan penebangan liar pun tidak akan terjadi lagi,” ujar Ketua KTH Bahagia Giat Bersama, Zuwandi.
Pihaknya menyebut, KTH Bahagia Giat Bersama menggerakan 74 orang untuk menanam 105 hektare mangrove. Di mana progresnya kini sudah berjalan 50 persen dan akan terus dipercepat agar target penanaman bisa tercapai.
Kepala Kelompok Kerja Hubungan Masyarakat BRGM Wurjanto Didy menilai, pejuang gambut dan mangrove merupakan pahlawan ekosistem yang harus diapresiasi dan ditingkatkan kesejahteraannya karena telah bersumbangsih dalam menjaga dan melestarikan ekosistem gambut dan mangrove.
"Perjuangan para pahlawan gambut dan mangrove ini sama halnya dengan penyelamat bumi. Peran mereka sangat penting dalam merestorasi gambut dan merehabilitasi mangrove. Sudah sepatutnya, pahlawan lingkungan hidup tersebut mendapatkan kehidupan yang sejahtera,” ujar Didy.
Sejauh ini, telah dilakukan restorasi lahan gambut seluas 800 ribu hektare. Upaya restorasi gambut yang dilakukan pemerintah ini diharapkan dapat menghindari terjadinya kebakaran lahan gambut. BRGM juga, tambah Didy, telah diberikan pelatihan pengelolaan lahan tanpa bakar kepada masyarakat.
Tahun ini, BRGM memberikan bantuan revitalisasi ekonomi sebanyak 244 paket, diantaranya bantuan pengembangan budidaya peternakan, shilvofishery dan pertanian. Sedangkan kegiatan PEN penanaman mangrove melibatkan 470 Pokmas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: