Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mas AHY Disenggol Nih, Dengar Yah! Kenapa Moeldoko yang Dituduh Mengganggu, Waras Gus?

        Mas AHY Disenggol Nih, Dengar Yah! Kenapa Moeldoko yang Dituduh Mengganggu, Waras Gus? Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pegiat media sosial, Chusnul Chotimah melontarkan sindiran kepada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait sikap AHY dan kader Demokrat yang menuduh Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai pengganggu partai berlambang mercy ini. 

        Menurutnya, pihak yang menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang adalah para mantan kader Demokrat. Bahkan bukan hanya itu, para mantan kader Demokrat juga meminta Gatot Nurmantyo dan Rizal Ramli untuk menjadi Ketua Umum.

        Baca Juga: Tokoh-Tokoh Militer Layak Maju Jadi Capres, Pangeran SBY Disebut, Elektabilitasnya Bakal Moncer!

        “Yang sering serang kamu hingga SBY itu eks kader PD,” cuitnya, dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Jumat (12/11/2021).

        Lanjutnya, ia juga menyinggung pihak yang menggugat AHY dan AD/ART Partai Demokrat itu juga para mantan kader Demokrat.

        Baca Juga: Netizen Tuding AHY Berwisata Saat SBY Sakit, Herzaky Demokrat Bongkar Faktanya

        “Kalian ribut sendiri, kenapa Moeldoko yang dituduh mengganggu, waras gus?” katanya.

        Sementara itu, Juru bicara Partai Demokrat hasil KLB Deli Serdang, M Rahmad. Ia mengungkapkan bahwa AHY telah mendeskreditkan pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan menyeret nama Kepala Staf Presiden kedalam konflik internal Partai Demokrat.

        "Partai Demokrat KLB Deli Serdang berkewajiban menyampaikan sikap resmi terkait pernyataan AHY dari Amerika Serikat yang menyebut nama Kepala Staf Presiden atau KSP didalam konflik internal Partai Demokrat. Pernyataan AHY tersebut adalah keliru dan tidak dapat dibenarkan," kata Rahmad dalam keterangan tertulisnya.

        Menurut Rahmad, KSP adalah nama jabatan dalam lembaga kepresidenan di bawah kendali Presiden, dan KSP itu diangkat oleh Presiden. Ia menilai, dengan menyebut nama jabatan Kepala Staf Presiden, maka AHY telah menyeret  lembaga kepresidenan dalam konflik Partai Demokrat.

        "Dalam konflik Partai Demokrat yang di dalam berbagai kesempatan disebut pihak AHY sebagai pelaku kudeta dan pembegal partai demokrat," ungkapnya.

        Rahmad mengklaim, Moeldoko ditunjuk menjadi KSP karena kecemerlangannya. Hal itu disebut tidak ada hubungannya dengan Moeldoko menjadi ketua umum Demokrat KLB Deli Serdang.

        Kemudian ia menyebut, pemerintah lewat Menkopolhukam Mahfud MD dan Menkumham Yasonna Laoly telah menyampaikan secara terbuka bahwa pemerintah tak terlibat konflik Demokrat. Menurutnya, penegasan itu telah diabaikan AHY.

        "AHY sepertinya ingin merusak citra dan mendiskreditkan Pemerintahan Presiden Jokowi. AHY sepertinya memiliki target untuk merusak nama baik lembaga kepresidenan dengan menyeret nama Kepala Staf Presiden kedalam konflik internal Partai Demokrat," tuturnya.

        Rahmad menuding AHY sengaja ingin menyeret lembaga kepresidenan seolah-olah terlibat dalam soal kudeta dan begal politik ditubuh Partai Demokrat. Ia mengatakan, seharusnya AHY menghormati pemerintah.

        "Jika KLB itu disebut AHY sebagai Kudeta dan Pembegal Politik, maka tentu pelaku kudeta dan pembegal politik itu adalah SBY sendiri. Untuk diketahui, SBY mengambil alih dan menduduki kursi Ketua Umum Partai Demokrat adalah dari hasil KLB di Bali tahun 2013," ujarnya.

        "Pembegalan itu berlanjut dengan memanipulasi AD/ART Partai Demokrat Tahun 2020 yang memasukan nama SBY menjadi pendiri partai demokrat, berdua dengan almarhum Bapak Ventje Rumangkang," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: