Menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru mendatang, gerai-gerai ritel modern akan dibanjiri 11 juta liter minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp14.000/liter.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga mengatakan, langkah tersebut diambil untuk menekan harga minyak goreng yang terdongkrak siklus kenaikan harga komoditas minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pasar dunia.
Baca Juga: Menko Perekonomian: Roadmap Hilirisasi Sawit Jadikan Indonesia Price Centre Global
Di Indonesia, minyak goreng merupakan salah satu bahan paling penting untuk memasak dan dimasukkan ke dalam kelompok Sembilan Bahan Pokok (Sembako).
Mengutip laman ews.kemendag.go.id, minyak goreng sawit merupakan minyak goreng yang paling banyak dipasarkan dan digunakan oleh masyarakat Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh melimpahnya ketersediaan sawit di Indonesia.
Selain itu, minyak goreng sawit juga mengandung berbagai komponen zat yang dapat menyehatkan tubuh. Minyak goreng sawit berkontribusi terhadap asupan gizi Omega 9, vitamin A, vitamin D, dan vitamin E untuk tubuh.
Berbagai kandungan baik tersebut tidak terlepas dari proses pengolahan yang mengutamakan kualitas minyak goreng sawit. Proses pengolahan minyak goreng sawit berfokus pada kualitas dua aspek. Pertama, aspek yang berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, serta kelembaban dan kadar kotoran. Kedua, aspek yang berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan, serta kemurnian produk.
Dalam laman ews.kemendag.go.id disebutkan sebanyak 27,5 persen minyak goreng diperlukan untuk memasak makanan hingga untuk industri farmasi sebagai minyak utama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq