Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menkominfo: Mari Berjuang Jaga Kasus COVID-19 Tetap Terkendali di Tengah Nataru

        Menkominfo: Mari Berjuang Jaga Kasus COVID-19 Tetap Terkendali di Tengah Nataru Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menegaskan, kebijakan pembatasan mobilitas jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) ditetapkan untuk menghindari kenaikan kasus COVID-19 secara signifikan, seperti yang terjadi pada tahun lalu.

        "Mari berjuang agar Indonesia berhasil melewati Nataru dengan level penyebaran COVID-19 yang terkendali," ajak Menkominfo, Senin (15/11/2021).

        Baca Juga: Cakupan Vaksinasi di Sejumlah Daerah Masih Rendah, Pemerintah Dorong Kerja Sama Percepatan Vaksinasi

        Menurutnya, semua pihak patut mensyukuri kondisi kasus COVID-19 di Indonesia yang saat ini telah menurun drastis dibandingkan periode puncak pada Juli 2021. Namun, Johnny mengingatkan bahwa masih banyak ketidakpastian yang harus dihadapi, terutama di tengah periode libur Natal dan Tahun Baru, yang sebentar lagi kita rayakan.

        Belajar dari pengalaman, Menkominfo Johnny menguraikan bahwa libur hari besar selalu memicu kenaikan kasus COVID-19 di tanah air. Kenaikan kasus tidak hanya terjadi pada kasus harian, namun juga pada kasus mingguan yang bertahan cukup lama.

        Menkominfo memaparkan bahwa berdasarkan data Satgas COVID-19, periode libur lebaran Idulfitri pada 2020 memicu penambahan sekitar 68%-93% kasus harian baru dan penambahan kasus mingguan di kisaran 2.889 kasus-3.917 kasus. Sementara itu, Libur kolektif Maulid Nabi dan Natal tahun 2020 tercatat memicu penambahan 37%-95% kasus harian baru dan penambahan kasus mingguan sebanyak 8.096-38.340 kasus.

        "Kenaikan ini diperparah adanya varian Delta yang lebih mudah menular dibanding varian sebelumnya," ujarnya.

        Johnny mengungkapkan, kenaikan kasus umumnya disebabkan oleh dua hal utama. Pertama, peningkatan mobilitas yang tidak dibarengi dengan upaya testing yang cukup. Kewajiban testing merupakan langkah preventif untuk memastikan pelaku perjalanan dalam kondisi sehat dan tidak menularkan virus ke daerah tujuannya.

        Kedua, lemahnya disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dalam perjalanan maupun aktivitas selama liburan. Hal ini erat kaitannya dengan tradisi berkumpul, makan bersama, maupun tradisi keagamaan yang meningkatkan peluang penularan akibat kerumunan Selain itu, peningkatan aktivitas di pusat belanja, tempat rekreasi, dan fasilitas publik lainnya, juga menjadi pemicu.

        Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Targetkan 300 Juta Vaksinasi Hingga Akhir Tahun

        "Kita tidak ingin kenaikan kasus COVID-19 seperti yang terjadi di masa lalu, terulang kembali. Karenanya, berbagai pembatasan mobilitas jelang Nataru harus ditetapkan untuk diterapkan," kata Johnny.

        Menkominfo berharap, seluruh elemen masyarakat ikut berkolaborasi dan bekerja keras untuk tetap disiplin protokol kesehatan, menyegerakan vaksinasi, menggunakan aplikasi PeduliLindungi, menjalankan testing, dan patuh aturan pembatasan mobilitas jelang Nataru.

        "Kepedulian dan kedisiplinan kita amat dibutuhkan dalam menghadapi pandemi. Ingatkan juga kepada orang lain agar mematuhi protokol kesehatan dan segera ikut vaksinasi," kata Menkominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: