Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lanjutan Diskusi COP26 Bersama ICAEW, Kemenkeu: Indonesia Targetkan Emisi Nol Bersih di 2060

        Lanjutan Diskusi COP26 Bersama ICAEW, Kemenkeu: Indonesia Targetkan Emisi Nol Bersih di 2060 Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        ICAEW (The Institute of Chartered Accountants in England and Wales), Kementerian Keuangan Republik Indonesia, dan Universitas Katolik Parahyangan hari ini, Selasa (30/11) bersama-sama menyelenggarakan konferensi bertajuk The Indonesia International Conference for Sustainable Finance and Economy. Konferensi ini diadakan selama dua hari untuk menyoroti perspektif tentang perubahan iklim dan keberlanjutan dari sektor pemerintah, bisnis, kebijakan publik, dan lingkungan.

        Konferensi ini juga menandai upaya kolaborasi antara Inggris dan Indonesia, melanjutkan diskusi COP26 di Glasgow yang berakhir pada 13 November lalu. Konferensi ini menghasilkan konsensus bahwa pemerintah, akademisi, dan badan otoritas harus memberikan arahan guna membantu organisasi bisnis lainnya untuk dapat beradaptasi dan mendorong perubahan sistemik yang diperlukan. Para pembicara juga sepakat bahwa UN Sustainable Development Goals (SDG) dapat memberikan kerangka kerja untuk mencapai dunia yang lebih baik, lebih adil, dan lebih hijau.

        Baca Juga: Kurangi Emisi Karbon, Kementrian PUPR Adopsi Infrastruktur Hijau

        Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, yang juga turut hadir mengatakan, para pemimpin dunia baru saja kembali dari UN Climate Change Conference of the Parties atau COP26 yang baru saja diadakan di Glasgow, dan acara ini adalah hal yang tepat.

        Ia juga menuturkan, peristiwa cuaca ekstrem terkait dengan perubahan iklim; termasuk gelombang panas, banjir dan kebakaran hutan; saat ini makin intensif. Melihat hal ini, setiap peningkatan suhu global akan menyebabkan peningkatan korban jiwa, mata pencaharian, dan kerusakan ekosistem.

        "Satu dekade terakhir adalah yang terpanas dalam catatan sejarah dan pemerintahan dunia setuju bahwa tindakan bersama sangat diperlukan," ujarnya.

        Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan Indonesia memiliki peran penting terkait dengan kebijakan iklim. Menurutnya, saat ini Indonesia telah menetapkan target untuk mencapai emisi nol bersih paling lama tahun 2060, serta target bersyarat untuk menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap paling lama tahun 2040.

        "Sementara, sumber energi campuran masih bergantung pada batu bara, kami berkomitmen untuk tidak menambah pembangkit listrik tenaga batu bara baru untuk mencapai carbon net sink pada tahun 2030. Hal ini sangat penting karena sektor ini menyumbang 60% dari emisi Indonesia," tambah Sri Mulyani.

        Mewakili Pemerintah Inggris, HM Economic Secretary to the Treasury of the United Kingdom, John Glen mengatakan meski acara ini dilakukan hanya berselang dua minggu setelah pertemuan COP26, ini memberikan kesempatan yang sempurna bagi setiap orang untuk memikirkan lebih lanjut hasil dari acara tersebut.

        "Jelas bahwa untuk mencapai tujuan bersama kita, kemajuan di bidang keuangan, baik publik maupun swasta, menjadi sangat penting. Itulah sebabnya kami bersama-sama meluncurkan paket inisiatif yang substansial untuk membuka miliaran pendanaan untuk negara-negara berkembang."

        "Inggris memainkan peran utama dalam menciptakan paket termasuk program senilai lebih dari 3 miliar Pound untuk membantu membiayai tujuan dan kebutuhan iklim negara berkembang dan untuk mendukung transisi ke masa depan yang lebih hijau dan lebih berkelanjutan," tambahnya.

        Melihat antusias ini, Chief Executive of ICAEW, Michael Izza mengatakan, mencari pemecahan masalah adalah hal utama bagi para akuntan lakukan. Menurutnya, profesi inilah yang selalu berusaha menemukan solusi, dan perubahan iklim ini merupakan masalah terbesar yang pernah dihadapi dunia.

        "Kita harus bekerja sama, berkolaborasi dengan profesi lain, masyarakat sipil, LSM dan pemerintah untuk memecahkanya. Terima kasih semua telah bergabung hari ini, dan sekali lagi terima kasih kepada mereka yang telah menyelenggarakan dan berkontribusi pada acara penting ini," tutup Michael Izza.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nuzulia Nur Rahma
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: