Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prediksi Elon Musk Bikin Ngeri, Ternyata Ini Ancaman Terbesar Umat Manusia!

        Prediksi Elon Musk Bikin Ngeri, Ternyata Ini Ancaman Terbesar Umat Manusia! Kredit Foto: Instagram/elonrmuskk
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        CEO Tesla Elon Musk percaya bahwa ancaman terbesar bagi umat manusia adalah penurunan angka kelahiran, memperingatkan bahwa peradaban akan "hancur" jika orang-orang mulai tidak ingin memiliki lebih banyak anak.

        "Saya pikir salah satu risiko terbesar bagi peradaban adalah tingkat kelahiran yang rendah dan angka kelahiran yang menurun dengan cepat," kata ayah enam anak itu di Dewan CEO tahunan Wall Street Journal Senin malam.

        "Namun, begitu banyak orang, termasuk orang pintar, berpikir bahwa ada terlalu banyak orang di dunia dan berpikir bahwa populasinya tumbuh di luar kendali," lanjut Musk. “Ini benar-benar kebalikannya. Silakan lihat angkanya – jika orang tidak memiliki anak lagi, peradaban akan runtuh, perhatikan kata-kata saya.”

        Baca Juga: Resmi Sudah Elon Musk Tak Punya Rumah, Segini Harga Rumah Terakhir yang Dijual!

        Melansir New York Post di Jakarta, Rabu (8/12/21) pernyataan miliarder itu muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang bagaimana Tesla Bot, perusahaannya yang belum dirilis dapat memecahkan masalah pekerja.

        Pada acara pembukaan di bulan Agustus, Musk mengatakan robot seberat 5 kaki-8 inci, 125 pon dapat siap paling cepat tahun depan dan akan memiliki dampak signifikan pada ekonomi dengan menurunkan biaya tenaga kerja.

        Kemudian, baru-baru ini ia menambahkan bahwa Tesla Bot bisa menjadi pengganti umum untuk tenaga kerja manusia dari waktu ke waktu yang akan menjadi semakin penting untuk bisnis jika pasokan tenaga kerja manusia turun.

        Menurut data dari Bank Dunia, tingkat kelahiran global terus menurun sejak tahun 1960. Ini bukan pertama kalinya Musk memperingatkan tentang penurunan angka kelahiran populasi global.

        Pada tahun 2017, ia menanggapi artikel New Scientist yang membahas perihal "bom populasi" bisa segera meledak.

        “Populasi dunia semakin cepat menuju kehancuran, tetapi hanya sedikit yang memperhatikan atau peduli,” kata Musk saat itu.

        Pada bulan Juli tahun ini, analis di Morgan Stanley mengaitkan penurunan angka kelahiran dengan kekhawatiran terkait perubahan iklim.

        “Gerakan untuk tidak memiliki anak karena ketakutan akan perubahan iklim justru tumbuh dan berdampak pada tingkat kesuburan lebih cepat daripada tren sebelumnya di bidang penurunan kesuburan,” kata mereka saat itu.

        Terlepas dari penelitian yang menyarankan memiliki lebih sedikit anak akan mengurangi dampak rumah tangga terhadap perubahan iklim, para ilmuwan mengatakan pengendalian populasi bukan cara praktis untuk menanggapi perubahan iklim karena bagaimanapun juga akan terlambat.

        Seorang peneliti ilmu keberlanjutan di Swedia, Kimberley Nicholas, mengaku benar jika ada lebih banyak manusia di bumi, akana lebih banyak pula manusia yang mengkonsumsi sumber daya dan menyebabkan lebih banyak emisi gas rumah kaca.

        “Tapi itu bukan kerangka waktu yang relevan untuk benar-benar menstabilkan iklim, mengingat kita memiliki dekade ini untuk mengurangi setengah emisi.” ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: