Tren pelemahan ekonomi dan kinerja dunia usaha yang terjadi sepanjang pandemi COVID19 rupanya menemui pengecualian di sektor industri besi dan baja. Setidaknya hal itulah yang terlihat dari catatan kinerja PT Gunung Raja Paksi Tbk. Di sepanjang tahun 2021 hingga triwulan III, misalnya, perusahaan dengan kode saham GGRP tersebut berhasil membukukan pendapatan hingga US$502 juta, atau tumbuh sekitar tujuh persen dibanding realisasi pada periode sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar US$467 juta. Dengan tren kinerja yang menghijau itu, produsen besi dan baja nasional ini pun kian optimistis dalam mengejar target-target kinerjanya untuk keseluruhan tahun nanti.
Salah satu target yang dengan percaya diri bakal diamankan adalah proyeksi pendapatan sebesar US$700 juta hingga akhir tahun nanti. Dengan asumsi perolehan itu dapat benar-benar terealisasi, maka GGRP berupaya untuk dapat menyisihkan US$54 juta diantaranya sebagai laba bersih perusahaan. “Kami sangat optimis untuk mencapai (target-target) ini, tentu juga didukung oleh harga (baja) pasar domestik yang sudah mulai pulih,” ujar Presiden Direktur GGRP, Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, dalam paparan publik (public expose) perusahaan, yang digelar secara virtual, Jumat (10/12).
Proyeksi kinerja yang telah ditetapkan tersebut, menurut pria yang akrab disapa Argo itu, meningkat cukup signifikan dibanding realisasi kinerja GGRP pada tahun 2020 lalu. Sebagaimana tercatat dalam laporan keuangan, penjualan bersih GGRP pada tahun 2020 sebesar US$613juta, dengan masih menderita rugi tahun berjalan sebesar US$8,95 juta di akhir tahun. Namun demikian, ‘angin segar’ mulai berembus manakala harga baja dunia dalam beberapa waktu terakhir telah menunjukkan tren perbaikan. Imbasnya, harga jual rata-rata (average selling price/ASP) produk baja GGRP pun terdongkrak hingga 46 persen secara tahunan (yearonyear/yoy) dari semula US$592 per ton pada Januari hingga September 2020, menjadi US$863 per ton untuk periode yang sama tahun ini. “Ditambah dengan strategi kontrol ketat terhadap harga beli bahan baku dan harga jual barang jadi, kami semakin percaya diri bahwa kami akan menutup kinerja di tahun ini dengan happy ending,” tegas Argo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Taufan Sukma
Tag Terkait: