Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gunung Raja Paksi Dukung Pengelolaan Hutan Berkelanjutan di Kalimantan Timur

Gunung Raja Paksi Dukung Pengelolaan Hutan Berkelanjutan di Kalimantan Timur Kredit Foto: GRP
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP), produsen baja nasional, mendukung pengembangan model pengelolaan hutan berkelanjutan melalui kolaborasi multipihak bersama organisasi lingkungan nirlaba The Nature Conservancy (TNC) dan mitra lokalnya, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Proyek ini dilaksanakan di area konsesi seluas lebih dari 44.000 hektare di Kalimantan Timur.

Program yang diinisiasi sejak 2023 bersama PT Wana Bakti Persada Utama tersebut bertujuan menciptakan model konservasi yang memadukan perlindungan keanekaragaman hayati dengan pengelolaan hutan produksi secara berkelanjutan. Sebagian besar wilayah dikhususkan untuk konservasi dan habitat satwa liar, sementara sisanya digunakan untuk penebangan kayu berintensitas rendah serta pengembangan mata pencaharian masyarakat berbasis hutan, seperti ekowisata, produksi kakao, dan karet.

Chairman GRP, Kimin Tanoto, menyatakan bahwa dukungan perusahaannya terhadap proyek ini merupakan bagian dari komitmen GRP untuk berperan aktif dalam pembangunan berkelanjutan. “Ini bukan sekadar kontribusi. Ini adalah pernyataan komitmen kami untuk menjadi mitra aktif dalam membangun masa depan berkelanjutan bagi Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Dukung Inovasi Baja dan Keberlanjutan Industri, GRP Luncurkan FORTISE dan FORTISE+

Sejumlah pencapaian telah diraih dalam proyek ini, uji coba penggunaan teknologi pemetaan LiDAR (Light Detection and Ranging) untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan hutan. Kemudian, penerapan pendekatan SIGAP (Selaras, Inspiratif, Giat, Adaptif, dan Partisipatif) yang melibatkan 160 warga dari lima desa dalam penyusunan rencana pengelolaan hutan. Lalu, penciptaan lapangan kerja untuk setidaknya 61 warga lokal serta peningkatan praktik pertanian kakao dan karet. Dan, penetapan lebih dari 2.400 hektare lahan dalam skema perhutanan sosial, yang berpotensi memberi manfaat langsung kepada sekitar 87 orang melalui kegiatan agroforestri dan konservasi.

Survei biodiversitas yang dilakukan di kawasan ini mencatat kehadiran 28 spesies mamalia, 202 spesies burung, dan 318 jenis tumbuhan. Kamera pengintai juga merekam keberadaan satwa langka seperti orangutan, trenggiling, dan rangkong.

Baca Juga: Menko AHY Sebut Bangun Infrastruktur Berkelanjutan Penting, Tapi Tidak Cukup

Chief Transformation Officer GRP, Kelvin Fu, menilai kolaborasi dengan TNC dan YKAN memberi peluang untuk memperluas dampak positif perusahaan. “Bermitra dengan organisasi terdepan seperti TNC dan YKAN menjadi kesempatan berharga bagi GRP untuk belajar dan beradaptasi dalam agenda keberlanjutan,” katanya.

Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, menyebut dukungan GRP sebagai bagian penting dalam membangun fondasi model pengelolaan konsesi hutan produksi yang berkeadilan. “Kerja sama ini melibatkan berbagai pihak—pemerintah, universitas, LSM lokal, komunitas, dan donor seperti GRP. Meski pekerjaan belum selesai, fondasi yang ada cukup kuat untuk direplikasi di wilayah lain, bahkan di tingkat global,” ujarnya.

Model ini diharapkan menjadi percontohan pengelolaan hutan produksi yang mendukung konservasi, penghidupan masyarakat, serta mitigasi perubahan iklim.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: