Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cerita Konglomerat TP Rachmat yang Hobi Berbagi: Tidak Harus Menunggu Kaya Raya

        Cerita Konglomerat TP Rachmat yang Hobi Berbagi: Tidak Harus Menunggu Kaya Raya Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengusaha sukses di Tanah Air, Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat terpanggil untuk melakukan banyak aksi kebaikan melalui filantropi. Pendiri Triputra Group ini mengatakan seorang pengusaha harus membangun ekonomi, kemudian membayar pajak dengan benar.

        Yayasan yang dimiliki TP Rachmat dipergunakan untuk berbagi kepada masyarakat yang lebih luas. Seperti membagikan beasiswa, santunan kepada anak yatim piatu dan peduli kesehatan.

        Melalui video YouTube bertajuk "Filantropi | Theodore P Rachmat - YPKAAR | Eps. 20 DAAI TV", meski sudah ada BPJS dan Kartu Pintar sebagai sarana layanan kesehatan dan pendidikan, TP Rachmat berujar bahwa program tersebut sangat bagus. Namun, berapa rakyat yang akan tertolong dengan BPJS? Sayangnya tidak semua.

        Baca Juga: TP Rachmat Bagikan Hal yang Sederhana, Tapi Sangat Penting Bagi Semua Orang, Apa Itu?

        Oleh karena itu, mereka yang tidak terkena program tersebut, mendapat perhatian lebih oleh TP Rachmat. Yayasan yang dimiliki TP Rachmat adalah Yayasan Pelayanan Kasih A & A Rachmat (YPKAAR) merupakan yayasan yang berfokus pada pendidikan, seperti pemberian beasiswa kepada mahasiswa berprestasi.

        Saat ini, yayasan tersebut telah bekerja sama dengan 43 perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan menolong 16.000 mahasiswa. Selain itu, YPKAAR juga memberikan pelatihan kepada guru-guru di daerah terpencil untuk melahirkan tenaga pendidik yang profesional.

        TP Rachmat selalu ingin menghilangkan kemiskinan dari Indonesia. Meski tak bisa menghempas pendidikan secara keseluruhan, paling tidak melalui pendidikan, TP Rachmat berharap bisa membantu mengurangi kemiskinan. Adapun yayasan tersebut dibangun dari dividen-dividen yang diterima oleh TP Rachmat.

        TP Rachmat sadar betul bahwa kemajuan sebuah negara bergantung dari kualitas rakyatnya. Oleh sebab itu, TP Rachmat memulai dari pendidikan.

        Selain itu, dari segi kesehatan juga akan berpengaruh pada kemajuan negara. Jika rakyatnya tidak sehat, sebuah negara juga tidak akan maju. Klinik Yayasan AAR kini sudah tersebar sebanyak 34 klinik di pulau Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara. Setiap pasien pun hanya membayar Rp5-10 ribu dan sudah mendapatkan perawatan serta pengobatan. Tenaga medis yang dipekerjakan juga tenaga medis lokal, sehingga turut membuka lapangan pekerjaan.

        Sejak kecil, orang tua TP Rachmat mengajarkan agar jika berjanji harus dipenuhi, kalau bisa jangan berutang dan kalau punya lebih berbagilah. Oleh karena itu, TP Rachmat juga mengajarkan anak-anaknya untuk menjaga integritas, menjadi pribadi yang hebat, berkasih sayang dan rendah hati. TP Rachmat berharap semua itu bisa dijalankan dalam keseharian.

        TP Rachmat berujar bahwa ia lahir di Indonesia, bisa mencapai di titik ini berkat sumber daya dari Indonesia juga, oleh karena itu ia berkontribusi untuk Indonesia. TP Rachmat sendiri tidak memaksa anak-anaknya untuk melanjutkan yayasan, namun ia sudah membagikan prinsip-prinsip hidup kepada anak-anaknya.

        Terakhir, TP Rachmat mengingatkan bahwa untuk berbagi tidak harus menunggu kaya raya karena siapapun bisa berbagi sesuai keyakinan yang dimiliki. Namun, berbagi itu adalah hal yang positif sehingga sudah pasti akan memberikan dampak yang positif pula, meski kita tak tahu apa hasil akhirnya nanti.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: