Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Di Indonesia, Antony Blinken Mau Lawan China tapi dengan Kekuatan Lembut

        Di Indonesia, Antony Blinken Mau Lawan China tapi dengan Kekuatan Lembut Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Selasa (14/12/2021) berjanji untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Indo-Pasifik melalui miliaran dolar dalam bentuk investasi dan bantuan Amerika Serikat. Dengan melakukan itu, katanya, akan mengecilkan konfrontasi langsung antara AS dan China.

        Rencana tersebut disampaikannya di Universitas Indonesia di Jakarta. Selanjutnya, Blinken menghadapi serangkaian kesepakatan kerja sama dan pendidikan maritim serta pertukaran Peace Corps. Kampus itu juga merupakan tempat pidato hampir 60 tahun yang lalu oleh Robert F. Kennedy, yang saat itu berbicara tentang hubungan terbuka antar negara, selama tidak mengancam hak orang lain.

        Baca Juga: Lebih dari Agresif, Blinken Gambarkan China Ancam Perdagangan Asia US$3 Triliun

        Blinken menyebutnya luar biasa. Itu karena tujuan yang lebih luas telah berubah begitu sedikit untuk wilayah yang sekarang menyumbang 60 persen dari ekonomi global dan tumbuh lebih cepat daripada di tempat lain di dunia.

        Indo-Pasifik mencakup negara-negara terutama di kawasan Samudra Hindia, termasuk India, Australia, Jepang dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, atau ASEAN.

        “Kita semua memiliki kepentingan untuk memastikan bahwa kawasan paling dinamis di dunia ini bebas dari paksaan dan dapat diakses oleh semua orang,” katanya.

        “Ini baik untuk orang-orang di seluruh kawasan, dan baik untuk orang AS, karena sejarah menunjukkan bahwa ketika wilayah yang luas ini bebas dan terbuka, AS lebih aman dan lebih sejahtera,” jelasnya.

        Tetapi China, kelas berat regional, membayangi perdagangan AS di hampir setiap negara di Indo-Pasifik. Di Asia Tenggara saja, perdagangan dua arah dengan China mencapai $685 miliar pada tahun 2020, lebih dari dua kali lipat perdagangan kawasan dengan AS.

        Inisiatif Sabuk dan Jalan China (BRI), yang bertujuan untuk membangun infrastruktur seperti pelabuhan, jalur kereta api, dan jalan di seluruh dunia, terus membuat terobosan di Asia Tenggara bahkan selama pandemi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: