Pacu Penjualan, Asparindo Bakal Terapkan Digitalisasi di Pasar Rakyat
Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) akan memperkuat digitalisasi pasar rakyat seiring pesatnya pertumbuhan transaksi digital di masyarakat dan masih terbatasnya aktivitas belanja karena masa pandemi Covid-19. Diperkirakan, transaksi pasar tradisional di Indonesia yang mencapai lebih dari Rp 10 triliun per hari bisa meningkat karena lebih memudahkan bagi pedagang dan pembeli.
Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Asparindo Y Joko Setiyanto saat menyampaikan sambutan di Acara Munas Asparindo yang digelar secara online dan offline di Jakarta, Selasa (14/12/2021). Dalam Munas yang diikuti oleh Pengurus dan Anggota Asparindo yang ada di seluruh Indonesia tersebut, Joko kembali terpilih sebagai ketua umum Asparindo.
“Saat ini sudah menjadi tren belanja dan bisnis secara digital. Begitu juga dengan cara pembayaran, perputaran uang, dan pergerakan barang. Pasar rakyat juga perlu dipacu untuk penerapan digital, ini yang menjadi concern Asparindo,” ujar Y Joko Setiyanto dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Baca Juga: Pasar Tradisional di Jabar Terapkan Transaksi Non Tunai
Joko menjelaskan, agenda utama dalam munas kali ini adalah melanjutkan amanat Presiden RI Joko Widodo dalam Rakernas Asparindo 2018. Saat itu Asparindo ditugaskan untuk melaksanakan Program Digitalisasi Pasar di Seluruh Indonesia.
Terkait hal itu, sejumlah terobosan mulai digarap seperti hadirnya Paskomnas, aplikasi digital yang menghubungkan rantai pangan Nusantara melalui jaringan pasar induk di beberapa kota besar di Tanah Air.
Juga ada Asparindo Grosir yang merupakan aplikasi Pasar Induk Online, situs belanja buah dan sayur secara daring, serta sejumlah kerja sama dengan sejumlah kanal belanja online. Selain itu digital cloud warehousing (DCW), sistem tarik setor tunai dari OY!, sistem transaksi Pazza Asparindo, pinjaman modal kerja pedagang JAKO, Pinjam Modal, aplikasi Grab dan aplikasi lainnya yang difasilitasi DPP Asparindo.
Joko menjelaskan, saat ini Asparindo memiliki 416 anggota dari tingkat kota dan kabupaten dengan total pedagang resmi mencapai 7,2 juta pedagang dan pedagang tak resmi seperti pedagang kaki lima sekitar 3 juta pedagang. Saat pandemi, sekitar 60% pedagang terpaksa menutup tokonya. Untuk pedagang sembako dan sayur mayur, sudah mulai normal seperti sebelum pandemi.
"Transaksi akan kembali meningkat dengan penerapan digitalisasi. Lewat belanja online, tentu akan mengurangi ongkos perjalanan dan transaksi. Terjadi efisiensi, baik dari sisi waktu, tenaga, dan biaya," pungkasnya.
Joko memaparkan, sejumlah pasar rakyat di beberapa daerah sudah menerapkan sistem belanja digital. Seperti yang dilakukan di Makassar, Sulawesi Selatan. “Tim digitalisasi Asparindo akan memacu digitalisasi di daerah-daerah lainnya,” kata Joko.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman